Kiranya sudah lebih dari sebulan lamanya semenjak diumumkannya kasus pertama pasien positif Coronavirus di Indonesia. Pengumuman itu sontak seketika menyanggah segala bentuk manifesto yang sebelumnya beredar luas di masyarakat, seperti orang Indonesia kebal Corona, Coronavirus tentara Allah, Corona sebagai hukuman kepada China atas diskriminasi kepada Muslim Uighur, Coronavirus tidak tahan di negara beriklim tropis macam Indonesia, negara Indonesia zero suspect Corona, dan sebagainya.
Seiring waktu berjalan, lambat laun Coronavirus bertransformasi dan kian memperlihatkan jati dirinya sebagai ancaman nyata. Dari hari ke hari, jumlah pasien positif Coronavirus di Indonesia terus bertambah dan memakan korban jiwa tidak pandang siapa-siapanya. Oleh kerena itu Coronavirus kini jauh lebih ditakutkan ketimbang ancaman teroris maupun prilaku orang iseng yang berkelakar membawa bom di pesawat penumpang.
Merujuk kepada kondisi diatas, tak sedikit pihak yang menyatakan kekesalannya dengan berkilah "seharusnya ini bisa diantisipasi lebih awal oleh pemerintah"! Mereka memandang lambatnya pemerintah dalam hal ini pusat maupun daerah sebagai pihak yang patut dimintai pertanggungjawabannya. Kelalaian pemerintah dalam upaya melindungi warganya dari ancaman Coronavirus menandakan gambaran dari tindak kecerobohan dan kegagapan dalam memimpin.
Ya telah sebulan lamanya, kisruh atau ribut-ribut soal diatas mewarnai jagat maya dan opini di masyarakat. Ini bukan hal yang mengada-ngada bahwasanya ada bentuk rasa kekecewaan dari sebagian kalangan yang tidak puas dengan kondisi yang terjadi sekarang dan kemudian menunjuk pemerintah sebagai biang keladinya. Perang saling lempar opini pun seketika menular, adu mulut bak tawuran pelajar terjadi walau Indonesia kini dalam posisi tertimpa musibah.Â
Lantas pertanyaan besarnya, apa sih yang diinginkan oleh mereka?
Apakah dalam hati mereka, menginginkan bahwa pemerintah mengakui kesalahan dan kelalaiannya? Terus?
Apakah dalam hati mereka, menginginkan Presiden Jokowi secara terbuka meminta maaf kepada publik bahwa ia telah gagal melindungi warganya? Terus?
Apakah dalam hati mereka, menginginkan Presiden Jokowi lengser dan kemudian digantikan oleh idolanya? Terus?
Kiranya cobalah keluarkan unek-unek kalian itu. Kemukakan dengan lantang dan lalu kemudian Anda jawab dan pikirkan baik-baik pertanyaan ini, apa yang bisa Anda-anda lakukan?
Solusi apa yang bisa Anda-anda tawarkan untuk mengatasi epidemi Coronavirus yang terjadi di Indonesia?
Apakah para korban jiwa akibat Coronavirus, semua itu dapat dihidupkan kembali lagi?
Apakah Anda-anda bisa mengetahui masa depan bahwa epidemi global Coronavirus bakal terjadi?
Andaikan Jokowi benar-benar minta maaf, maka apakah Anda-anda akan ikhlas memaafkannya?
Berkenaan hal di atas bukan maksud Penulis untuk membela satu pihak maupun menyudutkan pihak yang lainnya. Akan tetapi sebagai orang awam dan bagian dari masyarakat kecil, di benak Penulis tidak dapat mencerna dengan baik apa-apa saja sih yang kalian semua pikirkan itu.
Apakah dengan satu pihak menyatakan bahwa ia salah kemudian pihak yang lain akan bersorak-sorai salto jungkir balik?
Sungguh aneh bagi Penulis, mengapa di saat musibah melanda kok masih bisa-bisanya kita ribut tak karuan. Apakah dengan ribut-ribut maka epidemi Coronavirus ini akan selesai. Kalau memang bisa, ayo mari kita lanjutkan sampai titik darah penghabisan. Sehingga kelak nanti di akhirat, kita semua bakalan tahu akan siapa yang paling benar diantaranya.
Sudah seringkali Penulis katakan, tidak ada satu pun negara di muka bumi ini siap akan datangnya Coronavirus.Â
Bahwa benar, China terbukti berhasil tuh menang melawan Coronavirus? Tetapi pernahkah Anda menghitung berapa total pasien positif Coronavirus mereka? Berapa jumlah kematian akibat Coronavirus? Berapa total pengorbanan yang mereka lakukan untuk dapat menang? Lantas apakah ketika melanda lalu kemudian mereka saling sibuk ribut mencari kambing hitam?
Kemudian tanyakan dan bayangkan lagi, bagaimana dengan apa yang terjadi di Amerika, Italy, Spanyol, Perancis, Iran, dan negara-negara lainnya. Apakah semua ini murni kesalahan pemerintahnya? Atau mungkin ada baiknya kita semua menenangkan diri, menganggap semua yang umat manusia hadapi ini sebagai musibah dan ujian bagi pribadi untuk interopeksi serta lebih mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Kuasa. Mari duduk bersama mencari langkah solusi tepat untuk mehabisi Corona dengan cara membantu antar sesama.
Jadi Penulis sekadar bernasehat, sudahilah ribut-ribut mencari kambing hitam. Karena Penulis yakin seyakin-yakinnya kalaupun sampai ketemu itu kambing maka pandemi Coronavirus pun takkan segera usai. Penulis pun tetap susah, begitupun dengan Anda-anda sekalian. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H