Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Malaikat Izrail Berkeluh Kesah kepada Allah

3 April 2020   10:00 Diperbarui: 3 April 2020   10:17 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Kematian (IDNTimes)

Suatu ketika seorang perceramah berkhotbah di mimbar depan para jamaah. Ia menceritakan suatu cerita yang menarik dan kaya makna untuk didengar.

Alkisah Malaikat Izrail datang berkeluh kesah ke hadapan Allah ta'ala.

Malaikat Izrail berkata, "Ya Allah, aku sedang sedih sekali".

Allah pun bertanya, "ada apa gerangan wahai Malaikat Izrail? Apa yang menyebabkan engkau sedih?"

Malaikat Izrail menjawab, "Ya Allah, aku sedih disebabkan tugas ku atas perintahMu mencabut nyawa manusia. Aku khawatir kelak manusia akan membeciku karenanya."

Dengan lembut Allah segera menenangkan kegundahan Malaikat Izrail dengan berkata, "janganlah engkau merasa khawatir wahai Malaikat Izrail. Manusia tidak akan membenci mu, karena Aku akan memberikan sebab-sebab kematian kepada mereka."

Lantas apa yang bisa kita tarik dari kisah di atas? Bahwasanya dalam setiap kematian manusia, apakah itu ia mengalami penyakit kanker, jantung, gagal ginjal, stroke, hingga Coronavirus sekalipun pada hakikatnya semua itu merupakan sesuatu yang menjadi kehendak dan kewenangan Allah ta'ala.

Sebagaimana umat Islam tentu tahu mengenai apa yang Penulis jabarkan berikut. Bahwasanya pada 40 hari janin masa dalam kandungan maka Allah telah catat takdir manusia. Kematian itu tidak bisa ditundak-tunda dan merupakan hak prerogatif Allah dimana hanya Ia pula yang Maha Tahu kapan saatnya. Kematian itu suatu yang pasti setiap manusia akan hadapi, kematian yang utama bagi manusia ialah bekal akhirat manusia dan apakah manusia mampu menjawab pertanyaan kelak dari Malaikat Munkar dan Nakir.

Menanggapi situasi dan kondisi berkabung menghadapi wabah Coronavirus seperti sekarang ini maka alangkah konyol bilamana kita sebagai umat beragama tidak membawanya kepada kuasa dan kehendak Allah ta'ala didalamnya.

Penulis mengamati bahwasanya tak sedikit manusia memaksakan keterbatasan nalarnya serta ketidakmampuan kontrol emosinya untuk tidak menyatakan kesemua yang kita hadapi ini sebagai sebuah musibah. 

Padahal secara jelas didepan mata, Coronavirus ini adalah musibah di mana apakah manusia baik maupun buruk sama-sama menghadapi dan merasakan dampaknya. Hanya saja ada yang membedakan dari keduanya ialah dimana manusia yang baik akan mengambil hikmah dari musibah tersebut untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah ta'ala, sedangkan manusia buruk maka ia akan kian terpuruk dan semakin menjauhkan dirinya kepada Allah ta'ala.

Sebagai gambaran ada yang menyatakan, jika nyawa ditangan Allah maka kenapa tidak jongkok saja ditengah jalan? Jika nyawa ditangan Allah maka kenapa enggak coba sekandang dengan Macan? Alangkah bodoh bukan pemikiran manusia seperti itu, padahal Allah ta'ala telah memberikan akal agar manusia dapat berpikir dengan sehat dan bukannya bersikap layaknya manusia sakit.

Kenapa Penulis bisa katakan demikian? Kita tahu bahwasanya segala milik manusia di muka bumi ini hanyalah pinjaman dari Allah ta'ala dimana kelak suatu saat akan dikembalikan kepadaNya.

Layaknya seorang yang meminjam barang, maka alangkah santunnya manusia menjaga baik-baik barang tersebut dan bukan malah sewenang-wenang layaknya milik pribadi. Jika manusia sadar bahwa semua ini kepemilikan Allah, maka pertanyaannya apakah ia akan jongkok di tengah jalan membahayakan nyawanya maupun sekandang dengan seekor Macan yang mungkin dapat mencelakakan dirinya?

Sejatinya orang-orang yang keluar lalu lalang bukanlah orang yang tidak takut Coronavirus, mereka tetap khawatir dan berusaha menjaga dirinya dari Coronavirus. 

Tetapi di balik itu ada dari kalian-kalian yang mungkin tidak tahu alasan mengapa ia keluar, mungkin dikarenakan ia bekerja guna melaksanakan tugasnya, ia keluar guna mencari nafkah dan makan bagi keluarganya, dan lain-lain sebagainya. Mereka bukan manusia-manusia yang berprilaku bodoh dan menyerahkan dirinya dengan alasan nyawa di tangan Allah.

Ya manusia-manusia saat ini seperti sedang berusaha layaknya kisah Nabi Sulaiman As. 

Sebagaimana umat ketahui bahwasanya Nabi Sulaiman As. merupakan anak dari Nabi Dauh As. Sebagai seorang raja, Nabi Sulaiman As. diberikan mukjizat oleh Allah sebagai pribadi yang bijak, memiliki harta yang sangat berlimpah, dapat berbicara dengan segala binatang dan berkuasa atas makhluk halus seperti jin maupun setan. Walau demikian, ia adalah seorang hamba Allah dan tetap taat serta menjalankan perintah Allah. 

Hingga suatu saat, Nabi Sulaiman As. berdoa memohon kepada Allah ta'ala untuk membantu memberi makan para penghuni di muka bumi ini. Allah yang sebelumnya menolak dan mengatakan Nabi Sulaiman As. tidak akan mampu, tetapi Allah akhirnya mengabulkan doa tersebut. Nabi Sulaiman As. pun segera memerintahkan seluruh pasukannya, baik kalangan manusia, jin, dan setan untuk mempersiapkan hidangan bagi seluruh mahluk hidup di muka bumi ini 

Di mana pada akhir kisah, tekad dan niat baik Nabi Sulaiman As. pun tidak mampu menunaikan keinginannya tersebut. Sebagaimana seorang Nabi, ia sadar bahwa ia tetap memiliki keterbatasan sebagai manusia dan bahwasanya kekuasaan Allah ta'ala sangatlah besar serta tidak ada tandingannya.

Menarik dari kisah diatas dalam situasi kondisi sekarang di mana Indonesia sedang berperang melawan wabah Coronavirus, maka alangkah baiknya sebagai umat beragama kita tak segan untuk berserah diri kepada Allah. Bukan berarti kita hanya berdiam diri tidak berusaha, melainkan berserah diri agar usaha para manusia di muka bumi ini lakukan untuk melawan wabah Coronavirus diridhoi oleh Allah sehingga pandemi global Coronavirus ini dapat segera usai.

Sebagai manusia kita tidak akan pernah tahu akan masa depan, kita hanya bisa memprediksi kapan kiranya wabah Coronavirus ini selesai. Lepas dari usaha yang manusia lakukan, kita tahu bahwa semua Allah-lah yang Maha Kuasa atas segalanya, Ia yang Maha Kehendak, Ia yang memberikan segala nikmat, dan ia yang Maha Melindungi. 

Jaga diri Anda baik-baik, jagalah kesehatan dan kebersihan, serta bagi umat beragama sekalian jangan lupakan doa selamat agar Allah senantiasa melindungi kita semua. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun