Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Revitalisasi TIM, Anies Baswedan Memang Luar Biasa

3 Maret 2020   14:06 Diperbarui: 3 Maret 2020   14:47 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Revitalisasi TIM (Tribunnews)

Semenjak merebaknya informasi prihal Coronavirus yang terjadi di Indonesia, memang bisa dikatakan beberapa isu-isu hangat yang menghiasi media belakangan ini seolah hilang bak ditelan bumi. Semisal gaduh revitalisasi Taman Ismail Marzuki yang kini nampaknya menunjukkan situasi adem ayem.

Lantas mengapa Penulis membawa materi "basi" ini? Perlu diingat bahwa Penulis tidak mencari-cari kesalahan yang ditujukan kepada pihak tertentu, justru keinginan murni berawal dari rasa penasaran akan pertanyaan yang ditimbulkan oleh pemberitaan media.

Seperti apa yang Penulis kutip dari laman iNews.id berikut. Rapat Komisi X DPR dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Kamis (27/2/2020) membahas tentang revitalisasi kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat. Dalam penjelasannya, Anies mengatakan tidak ada rencana membangun hotel bintang 5 di kawasan TIM.

Dia menuturkan, bukan hotel bintang lima yang akan dibangun, tapi wisma untuk para seniman. Selain itu, akan ada ruang interaksi untuk para seniman.

"Apakah akan mahal? Tidak, justru dibangun fasilitas berskala internasional tapi harganya terjangkau," ujar Anies di ruang rapat Komisi X DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Kamis (27/2/2020).

Dia menuturkan, tidak ada niat untuk mencari keuntungan dari revitalisasi kawasan TIM. Nilai asas manfaat dinilai lebih penting dari revitalisasi tersebut.

Jujur saja, setelah membaca berita itu Penulis berupaya menerka-nerka seperti apa nantinya wujud wisma yang diperuntukkan bagi para seniman.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), wisma memiliki arti bangunan untuk tempat tinggal, kantor, dan sebagainya; gerha; 2 kumpulan rumah; kompleks perumahan; permukiman - (wisma) cinta alam yaitu bangunan yang diperuntukkan bagi pengunjung untuk dapat mengikuti kegiatan yang bersifat pendidikan konservasi - (wisma) tamu rumah (guest house) yaitu tempat khusus untuk tamu yang mungkin bermalam.

Menarik untuk disimak, seperti disampaikan oleh Gubernur Anies Baswedan bahwasanya wisma tersebut tidak akan mahal. Dalam benak Penulis pun bertanya-tanya bahwa apakah ada kemungkinan wisma tersebut disewakan? Dalam arti untuk dapat mencicipi segala fasilitas berskala internasional tersebut maka pengunjung atau katakanlah mereka para seniman wajib membayarnya bukan?

Hal ini justru Penulis nilai akan aneh jikalau kita hanya merujuk pernyataan bahwa tidak akan mahal berfokus kepada nilai proyek revitalisasi TIM yang memakan anggaran tidak bisa dipandang sedikit yaitu mencapai Rp 1.8 triliun.

Otak Penulis terus berusaha bekerja hingga sebuah pertanyaan muncul kembali, apa yang dimaksud fasilitas berskala internasional yang dimaksud oleh Anies?

Sepengetahuan Penulis untuk lingkup hotel berbintang, bukan sedang bahas wisma. Ya untuk lingkup hotel berbintang, bahwasanya "bintang" yang merujuk kepada strata atau tingkatan sebuah tempat penginapan (semisal bintang 3, 4, dan 5) adalah sebuah penilaian terhadap seberapa banyak fasilitas yang disediakan oleh tempat penginapan tersebut. Sebagai gambaran, hotel itu punya kolam renang, sport center, gym, convention hall, dan sebagainya.

Pada intinya, semakin banyak fasilitas yang disediakan oleh sebuah tempat penginapan maka semakin tinggi penilaiannya atau bintang yang didapatkan. Mohon koreksi bilamana Penulis salah.

Namun hal tersebut tetap tidak memberikan gambaran jelas kepada Penulis akan seperti apa fasilitas berskala internasional yang dimaksudkan. Apakah fasilitas berskala internasional itu merujuk kepada perpustakaan, galeri, ruang untuk diskusi dan berekspresi, hingga Masjid yang pernah sempat dikabarkan. Moga-moga Pak Anies dapat menjelaskan apa-apa saja fasilitas berskala internasional itu.

Kemudian prihal "tidak ada niat untuk mencari keuntungan dari revitalisasi kawasan TIM. Nilai asas manfaat dinilai lebih penting dari revitalisasi tersebut".

Stand applause Penulis tujukan kepada Pak Gubernur. Merujuk dengan hadirnya wisma dalam revitalisasi TIM, Penulis hanya bisa katakan sungguh luar biasa bilamana Pemprov DKI Jakarta tidak berniat mencari keuntungan didalamnya.

Kenapa Penulis berpikir demikian? Lantas bilamana tidak berfokus pada keuntungan, maka pertanyaannya siapa yang akan membiayai beban operasional keseluruhan itu? Apakah Pemprov DKI Jakarta ataukah warga Jakarta?

Coba kita gunakan nalar sejenak, sebuah lokasi dengan biaya murah dan Anda bisa mencicipi segala fasilitas berskala internasional. Bukan main, Penulis sebagai warga Jakarta ingin sekali segera berkunjung ke TIM. Penulis kira tidak hanya Penulis seorang saja yang berkeinginan kesana, warga Jakarta dan sekitar mungkin akan senang luar biasa berkunjung ke TIM nantinya.

Eit tapi tunggu dahulu, semua harap bersabar. Proyek revitalisasi TIM menurut kabar paling lambat akan selesai pada pertengahan tahun 2021. Waktu yang tidak sedikit, untuk sementara mungkin Anda-anda bisa membayangkan seperti apa salah satu wajah baru Jakarta nantinya. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun