Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tidak Ada yang Salah dengan Andre Rosiade

8 Februari 2020   08:43 Diperbarui: 8 Februari 2020   08:54 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Andre Rosiade (Tribunnews)

Seperti diketahui bahwa aksi penggerebekan itu merupakan tindak lanjut dari laporan yang Andre informasi dapatkan. 

Mungkin ada yang bertanya-tanya mengapa Andre perlu ikut seolah ia tidak mempercayakannya ke pihak berwajib saja? Penulis kira setiap individu warga negara yang melaporkan adanya tindakan melanggar hukum tidak dilarang untuk ikut serta dalam upaya memastikan laporannya, terkecuali pihak berwajib tidak memperbolehkannya dengan alasan faktor keamanan si pelapor.

4. Narasi penjebakan dalam aksi penggerebekan tidak kuat. 

Penulis cukup bingung disini, bagaimana unsur penjebakan diposisikan sedangkan praktik prostitusi online yang dilaporkan adalah sebuah tindak kejahatan terselubung.

Penulis ambil contoh, semisal bagaimana Anda membuktikan bahwa ada aksi kejahatan transaksi jual beli narkoba? Apa mungkin Anda menangkap orang diduga pelaku tanpa adanya bukti yang mengarahkan kepada tindak kejahatan itu? Ataukah Anda akan berpura-pura sebagai pembeli untuk memancing oknum tersebut agar dapat membuktikan tindak kejahatan yang dilakukannya? 

Pertanyaannya apakah yang dilakukan individu yang berupaya membuktikan itu salah? Apakah yang dapat membuktikan itu hanya pihak berwajib yang memiliki wewenang? Apakah pihak yang bersalah dinilai sebagai korban dengan alasan ia dijebak sedangkan jelas-jelas ada bukti? Prihal apakah yang dilakukan Andre Rosiade menyalahi kode etik sebagai anggota DPR, tentu itu perlu ditinjau bagaimana penilaian Dewan Kehormatan DPR nantinya.

Penulis ambil contoh film Bombshell beberapa waktu lalu, dimana pihak korban yang merasakan dilecehkan oleh atasannya tidak serta merta asal membawanya ke persoalan hukum dengan tuntutan. Kenapa ia memiliki dasar tuntutan yang kuat, karena dalam upaya memperkuat posisi tuntutannya ia telah lebih dahulu mengumpulkan bukti-bukti yang mengarahkan pada tindakan pelecehan seksual yang dialaminya. 

Apakah dengan si penuntut yaitu korban dilecehkan oleh atasannya dapat dikatakan si penuntut menjebak atasannya? Lantas apakah pelaku pelecehan bisa dinyatakan sebagai korban dan yang menuntutnya dikatakan pihak yang bersalah?

Terkait aksi penggerebekan PSK ini pun Penulis cukup heran kenapa jadi dibesar-besarkan. Padahal bisnis prostitusi itu memang terjadi kok disekeliling kita, apakah itu di kost-kostan, hotel melati, hotel berbintang, apartemen, bahkan sampai rumah pribadi. Dan itu semua tidak bisa disanggah, betapa mirisnya bisnis prostitusi karena tidak hanya melibatkan orang dewasa tetapi juga anak-anak.

Orang boleh saja berkata kenapa tidak membuktikan pejabat-pejabat yang terlibat prostitusi? Bilamana ada yang mau membuktikan, silahkan saja. Selama itu benar maka jalan Anda terbuka lebar dan publik akan sangat mengapresiasinya serta pemerintah pun kiranya tidak akan ambil aksi diam menanggapi hal tersebut.

Jika ada yang mengatakan aksi penggerebekan mendiskreditkan kaum Wanita sebagai objek seksual. Apa betul demikian? Apakah prostitusi hanya merujuk pada kaum Wanita, benarkah bahwa tidak ada kaum Pria yang menjajakan diri diluar sana? Apabila mengacu pada ketidakadilan pada gender, mari semua pihak duduk bersama untuk mencari jalan keluarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun