Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Banjir Pertemukan Anies Baswedan dan Tri Rismaharini

17 Januari 2020   08:32 Diperbarui: 17 Januari 2020   09:08 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita tidak bisa pungkiri bahwa nama Tri Rismaharini kerap kali digadang-gadang menjadi sosok tepat untuk memimpin Jakarta. Sebagai seorang Wanita dan sosok Ibu, Risma dinilai lebih peka (responsif) dan tegas dalam menangani isu-isu yang terjadi di wilayahnya serta mau turun menghampiri dan melihat kondisi warganya. 

Tidak mengherankan bilamana sosok yang berulang kali masuk daftar pemimpin terbaik di dunia ini begitu disegani oleh warga Surabaya dan dilirik oleh partai-partai besar sebagai calon kampiun dalam pemilihan kepala daerah bahkan Presiden dan Wakil Presiden.

Merujuk kepada hal berikutnya tentu tidak lepas dari pesona Ibukota Jakarta. Penulis kira hampir seluruh kepada daerah di Indonesia tahu betul betapa seksinya Jakarta dan memiliki keinginan besar dalam memimpin Ibukota. 

Anggaran daerah yang fantastis besarnya walau dengan segudang permasalahan, Jakarta tetap menjadi primadona dikarenakan (sejak Jokowi terpilih menjadi Presiden) dengan memimpin Jakarta maka peluang mendapatkan tiket emas kepada pemilihan Presiden dan Wakil Presiden terbuka lebar. Tidak kaget bukan bilamana sosok Anies Baswedan kerap kali diumbar (dicitrakan) sebagai "Gubernur rasa Presiden".

Kembali kepada sosok Tri Rismaharini bahwasanya genderang perang telah ditabuh. Penulis kira dalam periode waktu kedepan dan mendekati Pilgub DKI Jakarta 2022 mendatang intrik-intrik politik yang mengikutsertakan kepala daerah akan sering terjadi. 

Siapapun ia maka prestasi maupun keburukan lainnya kemungkinan besar akan disandingkan (banding) dengan sosok Anies Baswedan sebagai barometer. 

Maka pertanyaannya adalah siapa yang suaranya lebih lantang nantinya untuk memimpin Jakarta. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

- "Apa perbedaan antara mengeritik dan membenci? Memberi kritik yaitu berusaha agar pihak yang menjadi bahan kritiknya lebih baik. Sedangkan membenci yaitu berusaha agar pihak yang dibencinya gagal." - 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun