Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Reynhard Sinaga, Hannibal, dan Joker

8 Januari 2020   13:59 Diperbarui: 10 Januari 2020   02:02 1550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hannibal Lecter diperankan oleh Anthony Hopkins (looper.com)

Dalam hal ini Penulis berupaya menjelaskan dalam kasus RS maupun kasus yang serupa bahwasanya seseorang tidak dengan sendirinya atau secara instant bertransformasi menjadi pelaku kejahatan maupun seorang psikopat. Akan selalu ada faktor X atau pemicu mengapa seseorang sampai melakukannya walau apa yang dilakukan oleh orang tersebut tidak bisa dicerna dengan nalar.

Sebagai gambaran pelaku pemerkosaan Pria terhadap Wanita, bukan hanya karena pelaku tidak dapat mengontrol nafsu birahinya maupun kurangnya iman melainkan pula pelaku pemerkosaan merasa memiliki kontrol terhadap korbannya. 

Pelaku pemerkosaan merasa superior dan mengintimidasi korban dengan segala upayanya, semisal mengancam akan menyakiti atau membunuh korban. Dalam kasus RS pun bisa Anda ketahui upaya yang ia lakukan terhadap korbannya.

Lantas apa hubungannya dengan kepribadian psikopat? Di sinilah letak betapa seramnya psikopat, seorang psikopat berprilaku layaknya orang normal pada umumnya, ia bisa menjadi pendengar yang baik, ia dapat tampil menarik dan menawan, dan kedok persona lain sebagainya namun ia bersikap tanpa rasa empati (emosi), tak peduli terhadap aturan yang berlaku maupun konsekuensi atas apa yang diperbuatnya.

Merujuk pada keadaan di atas tentu fokus kita akan tertuju pada sosok Hannibal Lecter maupun Arthur "Joker" Fleck. Keduanya memang sosok rekaan dalam film, namun bisa kita lihat bagaimana sosok Hannibal begitu kharismatik, ia mampu menganalisa kepribadian Clarice sebagaimana ia berpengalaman sebagai Psychiatric, dan ia mampu memanipulasi semua orang untuk menuruti kemauannya agar ia dapat kabur.

Bagaimana dengan Joker? Sosok yang menjadi mastermind kejahatan di Gotham City dan musuh bebuyutan Batman ini memang dikategorikan sebagai seorang psikopat. Dengan segala kekurangan yang dimilikinya, seorang Arthur Fleck yang anti sosial bertransformasi menjadi seorang penjahat yang kejam dan bengis serta mempunyai banyak cara dalam melakukan tindak kejahatan.

Dari bahasan ini apa yang ingin Penulis sampaikan adalah pentingnya mempelajari kepribadian maupun karakteristik seseorang. Dari pengetahuan yang kita dapati maka diharapkan pribadi dapat seksama mengetahui dan memiliki kemampuan memilah sosok-sosok mana saja yang kiranya baik untuk pergaulan, dengan demikian kita dapat pula terhindar dari segala sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. 

Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun