Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makna dari Toleransi Umat Beragama

28 November 2019   12:53 Diperbarui: 28 November 2019   13:05 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika pangsit basah dituangkan ke masing-masing  piring untuk segera dimakan. Entah karena apa, tiba-tiba si empu rumah menghentikan Penulis untuk tidak memakan pangsit basah itu. Ia pun segera bertanya ke Ibunya yang sedang berada di rumah, apakah pangsit basah itu mengandung B2. Setelah dikonfirmasi bahwa pangsit basah itu mengandung B2, teman Penulis menganjurkan Penulis untuk memakan abon Sapi sebagai pengganti pangsit basah.

Lantas apa yang bisa kita bersama pelajari disini? Bahwa perbedaan itu indah. Seperti Penulis seringkali jelaskan bahwa dalam bergaul itu tidak ada sama sekali batasan, namun yang perlu kita ingat bahwa tetap ada rambu-rambunya.

Dalam agama Islam sendiri dan sebagaimana Umat Muslim ketahui, kami diajarkan mengenai "hablum minallah, hablum minannas" yang berarti "hubungan baik dengan Allah, hubungan baik dengan manusia".

Dalam konteks hubungan baik dengan manusia, bukan hanya menjalin hubungan yang baik antar sesama Umat Muslim tetapi kami juga diajarkan untuk menjalin hubungan yang baik dengan sesama manusia. Saling peduli, saling hormat menghormati, tolerasi antar umat beragama, betul. Tetapi perlu diingat bahwa tetap ada rambu-rambunya.

Penulis yakini bahwa setiap keyakinan masing-masing memiliki rambu-rambu yang masing-masing Umatnya yakini. Karena niscaya kalau keyakinan tidak memiliki rambu-rambu maka manusia akan cenderung acuh dan tidak tahu akan batasannya. Bilamana itu terjadi maka akan tercipta konflik, karena mungkin saja kita sebagai Umat menerobos dengan melakukan hal-hal yang tidak pantas atau tidak elok bagi Umat yang lain.

Sebagai gambaran, apa jadinya bilamana Anda masuk rumah tetangga Anda tanpa sepengetahuan empunya? Yang ada Anda akan dituduh sebagai maling. Logikanya rumah saja ada pembatasnya, Anda butuh izin dan sepengetahuan yang punya rumah untuk bisa berkunjung.

Perlu kita bersama sadari bahwa rambu-rambu itu yang mengapa keberagaman di Indonesia ini disanjung dan diakui oleh dunia. Kita Umat beragama bisa hidup berdampingan, ya karena kita memiliki rambu-rambu tersebut. 

Tanpa batasan maka kita akan menjadi Umat yang serba kebablasan, kita akan menyodok kepada sesuatu yang tidak pahami dan tidak kuasai. Oleh karena itulah mengapa kita dianjurkan untuk memperdalam ilmu agama, karena dengan ilmu tersebut Anda akan dapat paham bagaimana menghadapi hidup yang penuh dinamika ini. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun