Jika gelaran balap MotoGP ada istilah "Rookie of The Year", mengapa hal tersebut perlu kiranya diadakan di Kompasiana? Semisal Kompasianer Rookie of The Year atau penamaan lainnya yang sekiranya artinya bermakna.Â
Ya sekilas ide Penulis itu muncul menanggapi kabar Kompasiana berencana memperkenalkan award baru dengan nama "Best Performance Awards" merujuk artikel berjudul "Tahun ke-11 dan Berkompromi dengan Value Proportion" oleh COO Kompasiana Nurulloh.
Singkatnya Best Performance Award ditujukan kepada Kompasianer yang dalam kurun waktu satu tahun aktif membuat konten, memperoleh label konten utama dan pembaca terbanyak.
Penulis tahu diri bahwa posisi Penulis hanyalah seorang Kompasianer yang tugasnya yaitu berkontribusi dengan melahirkan konten di Kompasiana. Namun jujur saja Penulis merasa keberatan apabila Best Performance Award benar-benar diterapkan.
Bagi Penulis pribadi, boleh jadi adanya Best Performace Award merupakan bentuk apresiasi Kompasiana kepada Kompasianer aktif dan berkontribusi paling baik diantara Kompasianer-kompasianer lainnya.Â
Akan tetapi menurut Penulis penilaian award berdasarkan berapa banyak konten, memperoleh label konten utama dan pembaca terbanyak selama setahun menjadi sesuatu yang ambigu dan subjektif.
Boleh jadi Kompasiana berasumsi bahwa kami punya "data" performace dari masing-masing Kompasianer selama setahun. Lantas pertanyaannya bagaimana objektif penilaiannya?
Sebagai gambaran, ada seorang Kompasianer rajin membuahkan artikel akan tetapi artikelnya jarang Headline maupun sepi pembaca. Kemudian lagi, ada seorang Kompasianer dimana artikelnya langganan menjadi Headline dan ramai pembaca akan tetapi ia sesekali menulis artikel di Kompasiana.Â
Lalu ada lagi, Kompasianer yang jarang menulis, jarang artikelnya Headline, akan tetapi jumlah pembacanya bisa melebihi total jumlah pembaca Kompasianer yang bertahun-tahun aktif di Kompasiana.
Kalau kasusnya seperti diatas, bukannya hal ini bakalan menjadi buah bibir bagi para Kompasianer. Kenapa tidak komitmen dengan award-award yang sudah ada? Kalaupun ada penambahan award maka kenapa tidak membuat award yang kiranya minim berpotensi menjadi polemik?Â
Kenapa demikian, wong urusan siapa yang diundang ke Istana waktu ultah Kompasiana saja (Penulis rada lupa yang ke berapanya) bisa jadi ribut. Hal kecil di Kompasiana tidak bisa disangkal dapat mempengaruhi mood dalam menulis.Â
Lepas dari alasan banyaknya platform baru dan lain sebagainya, coba kita hitung berapa banyak rekan-rekan Kompasianer yang tak nampak lagi.
Mungkin tak sedikit bertanya-tanya, apakah award yang Penulis idekan yakin tidak akan berpotensi polemik di kemudian hari? Hal itu tetap memungkinkan, setuju atau tidak setuju itu sesuatu hal yang lumrah, lebih lagi kita bersama (Kompasianer) hidup di satu atap bernama Kompasiana.Â
Bahkan kalau ada Kompasianer yang memiliki ide brilian untuk kebaikan Kompasiana, kenapa tidak dikemukakan saja disini. Tak apa bukan bilamana kita ingin mempercantik rumah kita bersama ini?
Rookie of The Year atau apalah namanya itu nantinya yaitu award yang ditujukan kepada Kompasianer "baru" yang aktif dan membuahkan artikel-artikel berkualitas di Kompasiana, titik.Â
Bagaimana penilaiannya? Kompasiana punya data kan, maka performance Kompasianer baru akan dilihat terlebih dahulu sebagai proses seleksi awal. Dari situ barulah penyeleksian tahap lanjut dilakukan dengan mempertimbangkan kualitas artikel yang mereka telurkan.Â
Mungkin untuk lebih proporsionalnya, Kompasiana meminta pihak ketiga yang kompeten dalam hal tulis menulis untuk menilai siapa yang layak mendapatkan award tersebut.
Pertanyaan selanjutnya yaitu tujuannya apa? Anda-anda Kompasianer baru tentu pernah bertanya-tanya, untuk apa saya menulis di Kompasiana bukan? Ya bagi Penulis sudah sepatutnya Kompasiana juga mengapresiasi pendatang-pendatang baru di Kompasiana dengan mengistimewakan mereka dengan sebuah award yang bisa mereka banggakan kelak.
Dengan adanya award ini maka Penulis berharap akan muncul-muncul secara signifikan tidak hanya Kompasianer baru dan memotivasi mereka para Kompasianer baru untuk giat dalam menulis, melainkan pula membudayakan untuk menelurkan artikel-artikel yang senantiasa mengutamakan kualitas bukan sensasi.
Mohon maaf bilamana Penulis begitu cerewet, bahkan mungkin nama Penulis sudah bising di telinga para admin Kompasiana karena kerjanya hanya komplain dan komplain.Â
Terserah apapun itu penilaiannya, bagi Penulis ini sekadar masukan dan kepedulian Penulis terhadap perkembangan Kompasiana yang sudah Penulis anggap sebagai rumah. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI