Segelintir hal kontroversial terhadap revisi UU KPK ini Penulis pun tidak mau ambil pusing. Toh seperti quote Penulis katakan "sebanyak apapun harta yang dimiliki manusia tidak akan mencukupi dunia yang singkat ini". Apa dikira dengan revisi UU KPK para napi koruptor dapat pada tertawa, ya mungkin saja di dunia fana ini. Tetapi sebagai manusia beragama, Penulis percaya setiap dosa di dunia akan adanya siksa di akhirat kelak. Mencari keadilan di dunia ini memang sulit, karena dzat yang seadil-adilnya adalah Allah.
Hal kedua dan ketiga, Penulis akan singkat membahasnya yaitu karhutla dan rentetan kerusuhan di bumi Cendrawasih.
Berbicara kebakaran hutan dan lahan memang seolah tidak kunjung ada habisnya, lagi dan terjadi lagi. Walau sedikit aneh, kenapa karhutla terjadi sekarang-sekarang ini tetapi bukan saat (andai) jelang Pilpres 2019. Kemudian begitu banyaknya tersangka yang kebanyakan warga lokal yang seperti sengaja dikorbankan untuk menyulut kebakaran demi kepentingan tertentu.
Penulis yakin kejadian karhutla ini suatu saat akan berhenti pada waktunya dan semoga saja tidak terjadi di tahun berikut-berikutnya. Apresiasi besar ditujukan Penulis bagi mereka yang berjuang bertugas memadamkan api kebakaran hutan dan lahan, ketimbang mereka yang lari lepas dari tanggungjawab dan sibuk mencari-cari kambing hitam untuk disalahkan.
Dan yang terakhir prihal kerusuhan di Papua. Dalam perjalanannya kita ketahui bersama bahwa bumi Cendrawasih ini memang menjadi fokus pemerintah dalam rencana pembangunan yang tidak hanya bermuara pada sisi Barat saja tetapi menjangkau sisi Timur Indonesia.
Namun apa yang Jokowi bangga-banggakan terhadap proses pembangunan di Papua justru seperti bertolak belakang karena entah mengapa bumi Cendrawasih ini (tiba-tiba) malah rentan bergejolak.
Bagi Penulis seperti ada kekuatan yang kasat mata jikalau hanya karena isu rasialisme dan kabar hoax menjadikan Papua porak-poranda. Pemerintah kiranya harus sigap dan waspada terhadap permasalahan gejolak yang terjadi di Papua ini, tak mustahil ada pihak yang bermain di dua kaki yang tidak menginginkan Papua menjadi wilayah yang maju dan berkembang bagian dari Indonesia.
Kiranya dari tiga hal diatas, semua mata tertuju kepada Jokowi selaku pemimpin negara (Pak Jokowi masih punya Wakil kan?). Entah apakah semua ini sekadar ujian, semoga saja kelak ujian ini dapat menunjukkan Jokowi dan Ma'ruf Amin layak memimpin Indonesia. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H