Stamina memang jadi momok menakutkan bagi Timnas Indonesia, berkali-kali Timnas kedodoran dalam hal ini yang berakhir hilangnya konsentrasi pemain baik dalam menyerang maupun bertahan. Mengetahui kelemahan ini sayangnya tidak diantisipasi dengan strategi yang tepat.
Timnas Indonesia memang memiliki pemain-pemain berkualitas, akan tetapi minim sekali pemain yang mampu menjaga ritme permainan dan memiliki supervisi saat pertandingan berlangsung.Â
Disaat menyerang, timnas Indonesia terlihat selalu terburu-buru, minim kreativitas, kurangnya komunikasi antar lini, dan acapkali membuang peluang percuma.Â
Sedangkan disaat bertahan, Timnas Indonesia seperti kehilangan induk (sosok pemimpin) yang mampu mengetahui apa yang harus dilakukan, fighting spirit yang kurang, serta seringkali melakukan kesalahan.
Namun demikian walau dua pertandingan Timnas Indonesia berakhir kekalahan, kita tetap perlu apresiasi hasil jeih payah perjuangan mereka. Penulis masih melihat bahwa ada peningkatan dari satu pertandingan ke pertandingan yang lain.Â
Semoga saja Timnas Indonesia ibarat seperti mesin diesel yang lambat panasnya, sebuah tim yang mau belajar dari kesalahan dan mampu bangkit kembali untuk berprestasi serta mengharumkan bangsa ini di kancah dunia. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H