Terlihat pada saat Malaysia membuahkan gol awal penyeimbang dimana pemain belakang tidak segera merespon menutup pergerakan lawan dan berharap pada perangkap offside.
Gol penyeimbang kedua pun demikian. Ketika kiper timnas Indonesia gagal mengamankan bola dengan baik, sisi pertahanan seperti panik. Pemain tidak segera mengantisipasi menutup ruang bagi lawan untuk mendistribusikan bola ke daerah pertahanan Indonesia, justru mereka cenderung menunggu apa yang lawan lakukan.
Begitu banyak pekerjaan rumah yang timnas Indonesia perlu segera benahi, terutama soal mental pemain yang seperti terbebani di kandang sendiri. Riuh ramainya pendukung suporter Indonesia tak membuat mereka bermain lepas, kurang bersemangat, dan minim kreativitas.
Mental para suporter Indonesia pun yang menonton langsung perlu pula dikritisi. Prilaku oknum suporter yang menyebabkan pertandingan diberhentikan sementara dan 8 menit waktu injury time bisa dikatakan menjadi satu dari berbagai penyebab mengapa timnas Indonesia kalah saat ini. Seharusnya sebagai tuan rumah para suporter Indonesia menunjukkan sikap gentle dan sportif, bukan malah memperkeruh suasana yang membuat rugi bangsa ini.
Di pertandingan berikutnya tanggal 10 September 2019, timnas Indonesia akan melawan timnas Thailand yang di atas kertas jauh diunggulkan. Selaku tuan rumah, justru beban berat harus diemban pelatih Simon McMenemy karena bukan saja menambal kekurangan dari timnas Indonesia miliki tetapi ia pula harus segera membangkitkan mental dan semangat anak asuhnya akibat kekalahan kemarin.Â
Harapan Penulis, semoga timnas Indonesia dapat bangkit, meraih hasil optimal, dan mampu mengharumkan nama bangsa ini. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H