Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Bagaimana Kompetensi KPI dalam Mengawasi Konten Digital?

12 Agustus 2019   08:53 Diperbarui: 14 Agustus 2019   04:13 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian coba anda perhatikan kanal medsos KPI apakah itu Facebook, Twitter, Instagram, dan website KPI yang berisikan luapan kekecewaan publik terhadap bagaimana kualitas konten yang ada pada media televisi serta mempertanyakan kinerja KPI yang dipandang gagal menjalankan tugasnya dalam mengupayakan stasiun-stasiun televisi menghadirkan tayangan yang sehat dan berkualitas.

Gambaran dari kekecewaan publik terhadap KPI pun pernah Penulis sampaikan di Kompasiana dalam artikel dengan judul "Kesal Dengan Kualitas Pertelevisian, Anda Tidak Sendirian" dimana atmosfer "hopeless dan useless" ketika acara tatap muka dengan para Komisioner KPI. 

Pada kesimpulannya sebagian publik sudah geram, suntuk, dan lelah terhadap seperti apa kualitas pertelevisian nasional saat ini. Mereka kini memilih alternatif media yang dapat menyajikan baik informasi dan hiburan melalui kanal media sosial maupun media mainstream. 

Disaat publik punya kapabilitas mengontrol mana tayangan yang layak baginya dan kini seolah KPI ingin mengusik kebebasan mereka. Ibarat semut sedang berkerumun dan KPI tepat berada diatasnya maka tak heran bilamana semut akan menyerang.

Bagi Penulis sendiri itikad baik KPI untuk turut serta mengawasi konten digital sebenarnya tidak menjadi masalah berarti walau media sosial dan media mainstream sudah menjadi makanan pokok sehari-hari. 

Namun disini kembali Penulis mempertanyakan bagaimana kompetensi KPI sebagai lembaga pengawas dan regulator? Kalau kinerja KPI layaknya bagaimana kinerja mereka mengawasi pertelevisian nasional maka lebih baik KPI interopeksi terlebih dahulu. 

Jika KPI tidak mampu mengayomi dan bertindak tegas kepada stasiun televisi yang ada prihal tayangan yang mereka sajikan ke publik maka itikad KPI turut serta mengawasi konten digital hanya akan berujung hujatan. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun