Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada yang Salah dengan Selebritis Tanah Air

31 Juli 2019   10:03 Diperbarui: 31 Juli 2019   10:44 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Narkoba (tribunnews)

Kiranya sepekan yang lalu, publik dikejutkan dengan kabar tertangkapnya komedian senior Nunung dan aktor peran yang sedang naik daun Jefri Nichol atas kasus narkoba. Melalui penelusuran pihak aparat berwajib, keduanya terbukti positif mengkonsumsi narkoba.

Nunung bersama suaminya ditangkap oleh Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya di rumahnya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Saat penggeledahan, Polisi juga mengamankan barang bukti berupa satu klip narkoba jenis sabu seberat 0,36 gram. 

Sedangkan Jefri Nichol ditangkap oleh pihak kepolisian di kediamannya di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Polisi menyita barang bukti narkoba jenis ganja seberat 6,01 gram yang tersimpan dalam lemari pendingin.

Ya dunia hiburan tanah air seolah kembali tercoreng. Ini bukan yang pertama kali, kasus ini seperti membuka aib lama akan maraknya penggunaan narkoba di kalangan artis tanah air dan bukti sahih bahwa narkoba dapat mengancam siapapun tak lepas dari umur maupun profesi yang diemban.

Lantas sebenarnya apa sih yang terjadi di dunia keartisan tanah air kita ini? Apakah ada yang salah dengan kehidupan mereka sampai-sampai terjerumus oleh narkoba? Serta bagaimana penanggulangannya atau langkah konkrit yang selayaknya dilakukan agar dunia hiburan tanah air bersih dari narkoba?

Berbicara dunia keartisan atau sebutan kondangnya selebritis tanah air memang tak dipungkiri bahwa tidak sedikit orang yang menginginkannya. 

Ketenaran, materi serba berlimpah, hidup penuh keglamoran menjadi magnet tersendiri yang membuat orang berlomba-lomba mencari popularitas dengan cara singkat.

Semua hal tersebut disebabkan eksploitasi kehidupan selebritis yang berlebih. Bayangkan segala tetek bengek keartisan diungkap ke publik dari yang baik hingga buruk. 

Alhasil publik figur yang sejatinya role model bagi masyarakat dimana seharusnya menjadi ajang unjuk gigi raihan prestasi justru lebih banyak menjadi ajang untuk unjuk sensasi dan kontroversi.

Masyarakat pun seolah dipertontonkan dengan halusinasi kehidupan selebritis secara utuh, capaian yang mereka raih nyatanya merupakan raihan dari bentuk pengorbanan diri. 

Sebagai publik figur, mereka dituntut untuk tampil prima dan sempurna sediakalanya, sekadar tampilan luar yang diperuntukkan untuk menyenangkan hati para penggemarnya saja.

Ketenaran, materi berlimpah, dan glamornya hidup nyatanya pula tidak menjadikan mereka terhindar dari masalah. Justru capaian sukses mereka menjadi target sasaran menggiurkan bisnis narkoba.

Lepas dari apakah selebritis tersebut menggunakan narkoba sebelum tenar maka hal itu tak menjadi soal. Namun ketika ia telah menjadi publik figur masih terjerembab oleh narkoba maka seharusnya ini menjadi suatu masalah besar.

Nyatanya ada semacam konotasi salah yang hidup di masyarakat dimana "ketenaran" seorang selebritis dapat memberikannya kemudahan, tak terkecuali ketika berurusan dengan hukum. 

Alhasil para selebritis seolah dapat berbuat sebebas maunya sekalipun itu buruk karena hukum akan berbaik hati kepadanya, para penggemar akan tetap mencintai dan menantinya, dan publik akan lupa serta berbaik hati memaafkannya.

Contoh untuk kasus narkoba, mereka selalu mencari pembenaran dengan memberikan alasan bahwa mereka mengkonsumsi narkoba untuk stamina guna menunjang aktivitas keartisan. 

Secara nalar apakah alasan tersebut dapat dibenarkan ketika banyak cara agar hidup sehat? Apakah ada yang menasihati bahwa apa yang dilakukan mereka itu salah? Apakah ada jaminan ketika mereka mengaku menyesal dan tidak akan mengulanginya?

Kemudian prihal upaya untuk menimalisir peredaran narkoba di tanah air oleh aparat berwajib memang tidak pernah ada berhentinya. Namun untuk peredaran narkoba di kalangan selebritis nampaknya aparat berwajib perlu lebih mengoptimalkan tak sekadar upaya tangkap tangan.

Aparat berwajib seharusnya tak segan untuk masuk ke ranah industri hiburan tanah air dengan memberlakukan tes urine tak hanya para selebritis tetapi berlaku pula bagi setiap pihak yang terkait dalam industri hiburan. 

Ibarat kalimat ada asap ada api maka peredaran narkoba sejatinya pun tidak jauh-jauh dari lingkup keartisan disekitarnya, apakah itu yang mempengaruhi maupun yang mengedarkannya.

Semoga kasus ini menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk menjaga diri maupun orang tercinta akan bahaya narkoba. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun