Jangan lupakan pula sisi kerugian ekonomis yang lebih besar akibat kemacetan yang berakibat biaya produksi melambung seperti yang dikeluhkan para pengusaha. Dan imbas lainnya yang nampak tidak terlalu ketara namun secara gamblang kita rasakan.
Dari sini bisa kita simpulkan bersama bahwa pembangunan LRT ini bukan sembarang asal dibuat, pembangunan LRT ini memiliki visi dan misi besar yang tidak sekadar memikirkan aspek nominal serta bisnis semata melainkan memikirkan pula aspek kehidupan guna mengakomodir (memberikan manfaat) bagi sebuah peradaban, di antaranya:
1. LRT untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.
2. LRT untuk membangun transportasi umum yang lebih modern, ramah lingkungan, dan terintegrasi.
3. LRT sebagai alternatif sarana transportasi umum dan berguna untuk mengurangi dampak kemacetan.
4. LRT untuk membangun ekosistem yang saling terhubung, sehingga merangsang area-area disekitarnya agar dapat berkembang lebih maju. dsb.
Mengacu pada ihwal pembangunan LRT ini semua tentu bermuara kepada kepentingan kita sebagai masyarakat, bahwa kita butuh transportasi umum yang memadai sebagai penunjang kehidupan.Â
Namun pertanyaan besar hadir bagaimana dengan respon masyarakat terhadap LRT ini? Apakah mereka akan menjadikan transportasi umum ini sebagai sarana transportasi favorit? Apakah mereka pengguna kendaraan pribadi akan beralih dan memanfaatkan transportasi umum seperti LRT dan sebagainya? Kemudian langkah apa yang akan dilakukan khususnya pemerintah daerah untuk mendorong agar pengguna kendaraan pribadi beralih ke transportasi umum? Serta apakah pemerintah sudi membuat keputusan tidak populer untuk memaksa publik beralih ke transportasi umum.Â
Nampak kesemua pertanyaan ini akan terjawab nanti pada waktunya. Untuk sementara ini publik diharapkan bersabar, semoga proyek LRT berjalan sesuai rencana dan dapat beroperasi sesuai jadwal. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H