Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Indikasi-indikasi Seseorang Kecanduan Gim

25 Juni 2018   19:04 Diperbarui: 25 Juni 2018   19:17 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagaimana kita ketahui bersama World Health Organization (WHO) secara resmi telah menetapkan kecanduan bermain game sebagai salah satu bentuk gangguan mental atau dikenal dengan istilah "gaming disorder". 

Merujuk pada indikasi kecanduan bermain game ini digambarkan sebagai individu (dari skala anak-anak s.d orangtua) yang tidak dapat mengontrol dirinya dan secara terus-menerus bermain game tanpa mengindahkan baik itu dirinya maupun sekitarnya. 

Bermain game apakah itu game console,  komputer, mobile sejatinya lebih ditujukan sebagai sarana hiburan maupun refreshing untuk mengusir rasa jenuh. Tentu jika seseorang telah sampai tahap kecanduan bermain game maka hal tersebut menjadi sebuah keprihatinan tersendiri dan perlu penanganan dari psikater untuk mengobatinya.

Sebelum berbicara mengenai kecanduan bermain game, sebenarnya ada hal penting yang perlu terlebih dahulu ditelaah yaitu seberapa "kadar" seseorang dapat dikatakan kecanduan? Hal ini kiranya perlu diperjelas dikarenakan perlu pemahaman mendalam mengenainya agar tidak menimbulkan penafsiran miring bahwa bermain game merupakan sesuatu hal yang "mutlak" buruk.

Dalam artikel ini Penulis sebagai pemain game akan memberikan gambaran "real" seperti apa indikasi awal seseorang mulai kecanduan bermain game :

1. Ketika intensitas bermain game mulai mengganggu produktivitas maupun aktivitas pribadi.

Pada awal mula bermain game umum apa yang user (pemain) cari adalah hiburan atau kesenangan. Bermain game itu ibarat jodoh-jodohan, apabila seseorang tidak menyenangi game yang dimainkannya niscaya ia tidak akan memainkannya kembali.

Namun disaat seseorang menyenangi permainan tersebut dan secara intens (continue) memainkannya, dan disaat bersamaan mengganggu produktivitas maupun aktivitas kesehariannya maka hal ini perlu diwaspadai. Sebagai ilustrasi, seorang anak yang kerap bermain game dan secara tidak langsung membuatnya susah berkosentrasi dalam pelajaran di sekolah sehingga menyebabkan prestasinya menurun.

2. Ketika seseorang mulai dan secara massive menggelontorkan uang demi game.

Pada umumnya karakteristik (genre) game (First Person Shooter, 3rd Person, RPG, Simulation, dll) masing-masing memiliki kadar adiktif yang berbeda bagi user yang memainkannya. Ada individu yang gemar bermain game ketika game tersebut tamat maka ia seketika akan berhenti bermain.

Akan tetapi untuk game-game yang mengimplementasikan sistem berbayar secara online/virtual/dunia maya cenderung dapat membuat user tidak berhenti bermain disebabkan interaksi/kompetisi/pengalaman bermain didalamnya.

Hal ini perlu ditelusuri, apabila seseorang mulai menggelontorkan uang (pay for win, pay for powerfull, pay for famous) secara massive dalam game maka kemungkinan besar individu tersebut merujuk kepada indikasi kecanduan bermain game.

Sebagai ilustasi, beberapa waktu lalu pernah ada kejadian kriminal yang dilakukan oleh anak-anak dimana hasil tindakan kriminalnya digunakan untuk game yang dimainkannya.

3. Ketika seseorang yang bermain game pasif dalam bersosialisasi

Salah satu gambaran bahwa seseorang telah kecanduan bermain game ialah ketika ia mulai pasif dalam bersosialisasi. Dalam cakupan game khususnya game online, ada semacam interaksi di dunia maya antar pemain didalamnya (fitur chat, guild, aliansi, dll) yang bertujuan membuat permainan kian menarik.

Hal ini secara tidak langsung menimbulkan dampak seseorang nyaman terhadap lingkup dunia maya dan menganggap sebagai dunia nyatanya. Secara dampak jangka panjang membuat individu cenderung tertutup dan mengurung diri serta acuh pada realita kehidupan. Dan yang paling berbahaya prilaku seperti ini dapat menimbulkan rasa depresi dan putus asa yang memungkinkan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

Lantas apakah dengan sekelumpit gambaran pelik akan kecanduan bermain game diatas menjadikan bermain game perlu "dilarang"? Tidak, semua kembali kepada kontrol pribadi masing-masing individu dalam menyingkapinya.

Cara efektif untuk mengurangi dampak kecanduan bermain game ialah dengan melakukan aktivitas-aktivitas bermanfaat lainnya, seperti menulis, membaca buku, berolahraga, bersosialisasi, dan lain-lain sebagainya. 

Bentuk pemikiran dalam benak pribadi bahwa bermain game adalah sekedar hiburan (dunia) maya, dengan demikian anda dapat terhindar dari dampak negatif yang diakibatkannya jika melakukannya secara berlebihan. 

Bermain game boleh-boleh saja, tetapi ingat waktu, ingat kewajiban, dan ingat ada kehidupan nyata yang musti dihadapi. Demikian Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun