- Indeks pemahaman peserta mengenai JKN-KIS mencapai 83,7% dimana terbagi menjadi indeks pemahaman terhadap prosedur sebesar 95% dan indeks pemahaman terhadap hak dan kewajiban sebesar 80,4%.
Pemaparan kemudian dilanjutkan oleh Bpk. Teguh Dartanto selaku peneliti senior LPEM FEB UI 2017 serta Kepala Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.Â
Beliau membawakan materi prihal "Hasil Kajian Dampak JKN-KIS Terhadap Kemiskinan di Indonesia". Merujuk pada penelitian yang beliau telah lakukan, ia mendapatkan hasil yang menyatakan bahwa program JKN-KIS mampu mengurangi perbedaan aksesibilitas masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.Â
Sebagai ilustrasi, masyarakat golongan rendah maupun tidak mampu setelah mereka menjadi peserta JKN-KIS maka kini mereka dapat mengakses pelayanan kesehatan dimana mungkin sebelum-sebelumnya mereka tidak rasakan atau hanya dapat dinikmati oleh kalangan tertentu.
Kemudian dari hasil penelitian yang beliau telah lakukan turut menyertakan bahwa program JKN-KIS memiliki andil dalam mengurangi kemiskinan. Sebagai ilustrasi, mereka golongan tidak mampu setelah menjadi peserta JKN-KIS maka mereka terbantukan dari sisi biaya pengobatan sehingga mengurangi beban kehidupan mereka ataupun mereka tak harus berhutang untuk melunasi biaya pengobatan. Dengan demikian angka kemiskinan dapat ditekan disebabkan mereka dapat mengalokasikan uang yang seharusnya untuk biaya pengobatan kepada manfaat lain bagi kehidupannya.
Secara singkat Penulis pun menanyakan langsung kepada beliau, apakah probabilitas persentase manfaat dari JKN-KIS ini dapat ditingkatkan? Beliau menjawab yakin bisa.Â
Menurut beliau penelitian kala itu masih menggunakan data pencapaian BPJS Kesehatan di tahun sebelumnya. Merujuk pada data faktual saat ini maka beliau yakini bahwa probabilitas manfaat JKN-KIS tentu akan meningkat seiring langkah-langkah konkrit yang BPJS Kesehatan lakukan kedepannya untuk menekan timbulnya kemiskinan.
Mengacu pada apa yang telah dipaparkan kepada publik maka dapat disimpulkan seiring perjalanan program JKN-KIS yang dikelola oleh BPJS Kesehatan dari berdiri hingga sekarang pada jalur yang tepat. Peningkatan jumlah peserta JKN-KIS selaras dan dapat diimbangi dengan peningkatan jumlah sarana prasarana penunjang baik FKTP maupun FKTRL, dengan demikian masyarakat yang terbantukan semakin luas dan semakin mudah untuk berobat.Â
Kemudian dengan peningkatan jumlah peserta JKN-KIS maka menyatakan bahwa semakin banyak masyarakat yang sadar betapa manfaatnya JKN-KIS bukan sekadar untuk dirinya sendiri melainkan juga untuk membantu sesama. Melalui semangat gotong royong yang JKN-KIS bangun mampu membangkitkan rasa kepedulian dalam diri individu dan hal ini perlu dijaga keberlanjutannya sehingga semakin banyak pihak yang tertolong dan menekan tingkat kemiskinan di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H