Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Bijak Menanggapi Facebook

9 April 2018   08:13 Diperbarui: 9 April 2018   09:08 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Mengawali artikel ini sebagaimana kita ketahui bersama dan sudah begitu banyak media yang mempublikasikan sebelumnya, dimana Facebook mengungkapkan bahwa sekitar total 87 juta data pengguna telah beralih ke lembaga Cambridge Analytica. Akumulasi nilai total data pengguna Facebook ini 37 juta lebih banyak dari proyeksi angka awal yaitu 50 juta. Walau hal tersebut masih disanksikan, namun informasi yang Facebook utarakan cukup mengejutkan. Berdasarkan bagan negara-negara yang data penggunanya diduga bocor, Indonesia berada di peringkat ke-3 dengan total jumlah 1.096.666 pengguna.

Hal tersebut pun menghadirkan beberapa peristiwa, diantaranya. Munculnya desakan agar Mark Zuckerberg mengundurkan diri dari CEO Facebook. Sikap Cambridge Analytica melalui cuitan beberapa waktu lalu, mereka dengan tegas membantah informasi yang Facebook nyatakan dan mengklaim telah menghapus data dari server mereka serta menyangkal adanya keterlibatan pada Pemilihan Presiden di Amerika. Lalu pernyataan Christopher Wylie selaku whistle blower hadirnya kasus bocornya data pengguna Facebook, melalui wawancara di media televisi luar mengemukakan bahwa kemungkinan total data yang bocor jauh lebih besar dan data-data tersebut bisa saja tersebar (berada) di negara lain tak terkecuali di Rusia.

Lebih lanjut lagi, hal yang menurut Penulis sangat luar biasa yaitu bagaimana respon menanggapi kabar tersebut di Indonesia. Polemik mengenai 1 juta data pengguna Facebook di Indonesia ini dengan segera mengundang respon seperti rencana pemanggilan Facebook oleh DPR untuk meminta penjelasan mengenai permasalahan terkait serta hadirnya ancaman sanksi tegas berupa pemblokiran maupun denda berikut sanksi pidana 12 tahun penjara oleh lembaga berwenang.

Mungkin hal yang menurut Penulis terlebih dahulu harus lakukan yaitu memberi apresiasi terhadap bagaimana langkah Facebook menanggapi kasus bocornya data ini. Ketimbang berupaya menutup-nutupi, Facebook dengan lantang berani menyatakan bahwa 87 juta data penggunanya diperkirakan bocor.

Jelas ini bukan sekedar guyonan dikarenakan pernyataan seperti itu sangatlah beresiko dan memungkinkan keadaan mereka kian terpuruk. Kemudian semenjak kasus ini terpublikasi, kita bisa melihat bagaimana respon Facebook baik permohonan maaf secara terbuka oleh CEO Facebook Mark Zuckerberg, sikap kooperatif mereka dengan pihak berwenang guna menuntaskan kasus ini, serta bagaimana mereka memulai kembali membenahi sistem Facebook demi terjaminnya keamanan data pengguna.

Menyangkut bocornya data, hal ini perlu ditelaah lebih mendalam yaitu tepatnya data seperti apa yang bocor? Lingkup data ini perlu diperjelas bentuknya agar didapat gambaran, apakah benar kaitannya erat dengan bocornya data pribadi yang memang dapat merugikan ataukah hanya data pribadi yang sifatnya umum pada Facebook (nama, lokasi tempat tinggal, pendidikan, dan lain-lain).

Karena sampai detik ini kasus bocornya data pengguna Facebook belum sama sekali terdengar aduan-aduan pengguna yang merasa dirugikan secara materil maupun data-data bocor itu tersebar dan disalahgunaan oleh pihak tidak bertanggungjawab semisal hacker. Sedangkan konteks pemberitaan akan bocornya data pengguna Facebook lebih kepada publikasi pemberitaan guna memenangkan salah satu kandidat pada Pilpres di Amerika dan dugaan keterlibatan negara asing.

Kemudian bagaimana (cara) data pengguna Facebook ini sampai bocor? Seperti diketahui bahwa diduga pihak ketiga sebagai penyedia aplikasi memanfaatkan adanya lubang keamanan pada Facebook, dengan cara tersebut mereka bisa menganalisa karakteristik pengguna sebagai bahan referensi untuk memproduksi pemberitaan guna proses pemenangan kandidat dibelakangnya.

Lantas pertanyaannya, apa kaitannya dengan 1 juta data pengguna Facebook di Indonesia? Apakah Cambridge Analytica memiliki afiliasi dengan pihak tertentu di Indonesia? Sebelum mengkhayal jauh maka perlu disimak bahwa lingkup ketidaksengajaan mungkin saja bisa terjadi dalam kasus ini dimana aplikasi dari pihak ketiga tersebar secara luas (mengapa melibatkan banyak pengguna di beberapa negara) disebabkan aplikasi tersebut aksesnya tidak terbatas.

Kemungkinan pengguna di Indonesia maupun negara lain secara tidak sadar turut menggunakan aplikasi tersebut dan menyebarluaskannya melalui fitur share. Secara logika, jumlah 1 juta data pengguna yang bocor sangatlah kecil dengan besaran total 140 juta pengguna Facebook di Indonesia atau peringkat 4 pengguna Facebook terbesar di dunia.

Prihal bocornya data pengguna Facebook memang kasus yang besar dibalik latar yang membelakanginya, akan tetapi bukan berarti kasus ini perlu (dengan sengaja) dibesar-besarkan. Meminta penjelasan Facebook atas dugaan bocornya 1 juta data penggunanya di Indonesia sebagai bentuk pertanggungjawaban merupakan hal yang lumrah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun