Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ketika Harga Part Komputer Menggila

31 Agustus 2017   07:50 Diperbarui: 31 Agustus 2017   12:32 3183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harga RAM 4GB DDR4 hampir Rp.700.000,-? Kaget bukan kepalang Penulis ketika melihat list harga di sebuah toko salah satu part wajib bagi komputer desktop (PC) ini, terlebih harga segitu merupakan harga standar sebuah memory PC kelas mainstream. Di benak Penulis bertanya-tanya, kenapa bisa semahal itu? Padahal kisaran harga normal sebuah memori dengan besaran kapasitas yang sama seharusnya tidak sampai Rp.500.000,-. Kemudian dilihat dari sisi pergerakan Rupiah terhadap Dollar US pun stagnan berkisar Rp.13.300 s.d Rp.13.400,-.

Indikasi tingginya harga dikarena part memory umumnya bergaransi seumur hidup ataukah toko tersebut mengambil untung lebih banyak bisa dijadikan sebab, akan tetapi mengambil untung dengan selisih lumayan besar bagi ukuran konsumen dompet pas-pasan dan pengetahuan pembeli soal harga pasaran sangatlah beresiko. Toko tersebut rawan ditinggal pembeli, terkecuali bagi mereka (konsumen) yang tidak tahu harga maupun mereka yang malas keliling untuk membandingkan harga antar toko. Lalu apa yang menyebabkannya?

Bagi penggemar ranah komputer dan gadget, harga beranekaragam part-part komputer merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dengan ragam macam informasi mengenai produk itu sendiri. Selayaknya kalimat "ada harga maka ada kualitas" bisa saja tidak berlaku bilamana konsumen pandai dalam memilah produk sesuai kebutuhannya, jika beruntung maka konsumen bisa mendapatkan produk berkualitas dengan harga murah menjadikan hal tersebut kerap menarik diburu. Kemudian ranah part-part komputer pun tidak dapat terpisah dari pergerakan valuta asing dimana Dollar US menjadi patokannya, naik atau turunnya Rupiah terhadap mata uang Paman Sam ini cukup berpengaruh tergantung seberapa mahal harga sebuah produk.

Mengacu pada betapa besarnya selisih harga pasaran dengan toko memang tidak lepas dari kenyataan akan tumbuh berkembangnya e-commerce dan serbuan gadget-gadget mobile murah di Indonesia. Diluar keunggulan-keunggulan toko online dimana biaya operasional lebih murah, tidak perlu tempat yang besar, jangkauan lebih luas, efektif dan efisien, serta menumbuhkan jiwa entrepreneur dan pedagang dalam diri seseorang, namun turut mengancam eksistensi toko-toko konvensional pada umumnya. Alhasil mereka berupaya bertahan terhadap dahsyatnya gempuran toko-toko online dengan menaikkan harga lebih dari biasanya untuk menutupi besaran biaya operasional dan menggaji para karyawannya.

Di lain pihak serbuan gadget-gadget mobile nan murah didorong faktor terus bertumbuhnya pengguna mobile setiap tahun tidak memberikan dampak positif pada ranah komputer desktop di Indonesia, justru malah menambah getir keadaan yang dihadapi dimana konsumen lebih antusias akan perkembangan seputar gadget-gadget mobile ketimbang part-part komputer. Kemudian siklus hidup komputer yang kunjung lama dibandingkan begitu cepat silih bergantinya ragam produk gadget beredar di pasaran disertai tingginya minat konsumen semakin membuat pamor ranah komputer desktop kian terpuruk.

Toko-toko konvensional tutup dan gulung tikar, mal-mal yang sepi pengunjung, serta meningkatnya jumlah pengangguran merupakan sebagian kecil dampak akan gambaran buruk yang mungkin saja terjadi bilamana keadaan dinilai oleh para pengusaha retail tidak kunjung membaik, mereka memilih berhenti ketimbang terus menerus merugi. Oleh karena itu diperlukannya solusi guna memperbaiki situasi, para pengusaha retail perlu diberikan alasan kenapa mereka harus tetap bertahan dan bagaimana pasar ranah komputer desktop menggeliat kembali. Sementara ini dengan tingginya harga part-part komputer, tak ada salahnya menahan diri dan memanfaatkan PC lama dengan sebaik mungkin. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun