Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ketika Dewi Fortuna Bayern Dibajak Madrid

19 April 2017   07:22 Diperbarui: 19 April 2017   08:05 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salut apa yang bisa Penulis katakan akan perjuangan pantang lelah tim Bayern Munich, walaupun hasil pertandingan berakhir 4-2 atas kemenangan Real Madrid setidaknya Bayern mampu menunjukkan mental juara mereka dan permainan atraktif selama berlangsungnya laga 90 menit waktu normal.

Tertinggal 1 gol kandang (agg 2-1) di pertemuan pertama saat menjamu Madrid, Bayern berusaha tampil menekan di awal babak. Don Carlo memainkan skema 4-1-4-1 dengan memanfaatkan lebar lapangan. Daya serang yang Bayern tunjukkan memang terlihat sangat baik, lini kanan dan kiri mereka sangat padu dalam membangun serangan disertai dengan tehnik one two touch antar pemain. Pergerakan Arjen Robben, Philip Lahm, Frank Ribery, dan David Alaba cukup membuat lini belakang Madrid bekerja ekstra. Sedangkan Tiago Alcantara serta Arturo Vidal mampu menstabilkan kekuatan lini tengah berikut mengatisipasi serangan Madrid.

Madrid memang terlihat sangat berhati-hati di babak pertama dengan menerapkan formasi 4-3-3, berupaya memanfaatkan keunggulan aggregate mereka sambil mencoba melancarkan serangan balik dan hal ini terbukti sangat efektif. Dominasi penguasaan bola Bayern dapat di imbangi dengan banyaknya peluang yang mereka buahkan ke pertahanan Bayern, Isco yang berada di posisi kiri menggantikan absennya Gareth Bale bermain dengan baik. Jika bukan karena kedisiplinan lini pertahanan dan tangguhnya Manuel Never dibawah mistar, niscaya Madrid dapat menjebol gawang mereka. Permainan kedua tim di babak pertama bisa dikatakan sangat seru hingga tak terasa 45 menit telah usai, namun skor kedua tim tak berubah tanpa gol hingga peluit dibunyikan.

Masuk di babak kedua tak berselang lama petaka menghampiri Real Madrid, pergerakan Robben di sisi kanan pertahanan Madrid gagal diantisipasi dengan baik oleh Casemiro membuahkan tendangan penalti. Robert Lewandowski berhasil mengeksekusi penalti dan Bayern sementara unggul 0-1 dengan skor aggregate 2-2. Madrid pun segera meresponnya, Zidane pun mengubah taktiknya dengan mengganti Benzema dengan Marco Asensio. Pergantian taktik ini jelas terlihat sukses, gempuran Bayern dari sisi sayap dapat diminimalisir. 

Tekanan demi tekanan yang Madrid kreasikan akhirnya berbuah hasil di menit 76 melalui sundulan terarah Cristiano Ronaldo lewat umpan rekannya di sisi kanan, Lahm terlambat mengantisipasi dan Never pun tak dapat berbuat banyak. Namun tak beberapa lama kemudian petaka kembali menimpa Madrid, Sergio Ramos yang salah mengantisipasi bola dari rekannya malah mengarahkan ke gawang sendiri. Skor pun berubah menjadi 1-2, kondisi aggregate menjadi 3-3.

Akan tetapi entah apa yang terjadi, seolah dewi fortuna Bayern habis sampai disitu. Perjuangan mereka untuk memenangi laga harus pupus manakala Vidal diganjar kartu kuning kedua di menit 84, keputusan wasit cukup kontroversial dimana dalam cuplikan gambar tackle yang dilakukan Vidal kepada Asensio murni bersih. Alhasil hingga di penghujung babak kedua keadaan berbalik, Bayern pun digempur oleh pasukan Madrid. Skor tidak berubah dan dilanjutkan ke babak tambahan 2x15 menit dan kiranya anda tahu bagaimana hasil akhirnya.

Bagi Penulis yang menyaksikan pertandingan dini hari tadi, sebenarnya cukup kecewa manakala pertandingan seru antara Bayern dan Madrid harus dinodai dengan keputusan kontroversial wasit. Terlepas dari status Madrid sebagai klub mumpuni penuh bintang, tetapi aroma keberpihakan seakan begitu terasa. Beberapa diantaranya, Casemiro yang melakukan pelanggaran keras dimana ia sebelumnya telah dikenakan kartu kuning justru tidak diikuti kartu kuning kedua, keputusan kontroversial kartu merah Vidal, dan gol berbau offside Ronaldo di menit 104.

Tentu dengan kondisi melawan 10 orang, diatas kertas Madrid jauh mengungguli Bayern. Namun dari itu semua memang kita bisa memisahkan adanya drama yang mungkin muncul dari setiap sepakbola dimana faktor keterbatasan manusia justru membuat cabang ini tambah menarik untuk ditonton. Di sisi lain keberadaan teknologi guna menunjang sebuah pertandingan agar kejadian kontroversial dapat diantisipasi memang akan segera diterapkan di beberapa kompetisi Eropa maupun dunia. Semoga saja hal tersebut tidak menghapus sisi menarik ranah sepakbola dan semoga setiap kompetisi dapat berlangsung secara adil tanpa ada satu pihak yang diuntungkan. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun