Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pacarku Seorang Penjahat Seksual

22 Mei 2016   07:10 Diperbarui: 22 Mei 2016   09:07 1128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembuka, sekilas mengenai film Trust (2010) :

Digambarkan Annie seorang remaja wanita berusia 14 tahun yang memiliki kehidupan normal dan keluarga harmonis. Suatu ketika pada saat ulang tahunnya, Ayah Annie memberikan sebuah gadget berupa laptop kepadanya. Dari situlah Annie mulai bereksplorasi dalam upaya mencari jati dirinya dengan berseluncur melalui dunia maya, berkenalanlah ia dengan sesosok akun bernama Charlie disebuah media chatting online. Annie nampaknya begitu senang dengan sosok maya Charlie, Charlie memberikan kesan bahwa ia (Annie) begitu istimewa dengan perhatian yang ia dapatkan dan informasi (hubungan Annie dan Charlie) tersebut hanya sedikit yang ia sampaikan kepada Ayah dan sahabatnya.

Namun petaka terjadi dimulai bahwa Charlie telah berbohong akan identitas dirinya yang kerap berubah-ubah, tetapi Annie sebagai remaja lugu memaafkan dan meneruskan interaksi mereka di dunia maya. Hubungan yang terbentuk di dunia maya menjadikan mereka (Annie dan Charlie) semakin dekat ditandai dengan obrolan keduanya yang lebih intim dan privasi, hingga pada akhirnya mereka janjian bertemu di dunia nyata atau kopdar di sebuah mall. 

Annie nampak shock melihat Charlie, teman yang ia kenal dari media chatting online ternyata seorang bapak-bapak. Annie seolah tak dapat menerima, namun Charlie berupaya menenangkan Annie agar mau menerima dia apa adanya. Mulailah Annie tertipu daya oleh rayuan Charlie dan mengajaknya ke sebuah motel, disanalah Annie tanpa sadar ia telah menjadi korban kejahatan seksual.

Apa yang terjadi kepada Annie menyita perhatian FBI untuk menelusuri kasusnya, orang tua Annie seperti tak percaya apa yang dialami oleh buah hati mereka. Kejadian yang dialami Annie secara tidak langsung mulai menggerogoti kehidupan mereka masing-masing dan meretakkan hubungan keluarga diantaranya.

- Apa yang diatas merupakan bagian dari acara nonton bareng dan diskusi  "kerentanan anak dari kejahatan seksual di ranah online" yang berlangsung kemarin (21/5) di Balai Kota DKI Jakarta -

"Teknologi tidak mungkin dibendung, pada akhirnya manusia yang beradaptasi dengan kemajuan teknologi."

Ada hal yang pembaca khususnya para orang tua perlu ketahui menyangkut dunia maya bahwasanya layaknya hutan belantara dimana anda akan bertemu dengan beranekaragam satwa dan bisa saja hewan buas, pada akhirnya diperlukan kewaspadaan lebih dalam menyingkapinya dan itu hal yang kita perlu sadari bersama.

Lalu apa yang perlu kita lakukan menyangkut maraknya kejahatan seksual kepada anak dan tidak dipungkiri salah satu yang memungkinkan akses tersebut adalah melalui internet?

Apakah kita akan bergantung kepada hukum, apakah kita akan bergantung kepada perlindungan aparat, apakah kita akan bergantung pada aplikasi pemblokiran, apakah kita akan bergantung kepada pemerintah, tidak bisa. Pada akhirnya kesemuanya kembali kepada bagaimana anda meresponnya. Dalam kasus kejahatan seksual ini bahwa diperlukan perhatian lebih orang tua kepada anak, orang tua adalah tempat bernaung bagi anak, orang tua adalah tempat dimana kasih sayang sangatlah penting, ketika kasih sayang itu sirna maka anak akan mencari sumber kasih sayang atau perhatian ke hal lain dan itu sangatlah beresiko. Bilamana anda merasakan hubungan ataupun interaksi kepada buah hati anda maka anda wajib khawatir, segera rangkul buah hati anda dan berilah perhatian kasih sayang sesungguhnya (bukan materi) kepadanya sebelum hal buruk memungkinkan terjadi.

"Kejahatan seksual tidak selalu digambarkan dengan bentuk kekerasan seksual."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun