Laga menarik tersaji di Anfield stadium tadi malam dimana mempertemukan Liverpool dan Tottenham Hotspurs, bagi Penulis pertemuan keduanya masuk salah satu pertandingan terbaik di liga Inggris musim 2015/2016. Selaku tuan rumah anak asuh J.Klopp memiliki tekad menang untuk memperbaiki posisi Liverpool di klasemen dan kiranya mengejar target masuk zona kompetisi UEFA, begitupun ambisi meraih kemenangan mutlak bagi anak asuh M.Pochettino untuk dapat terus menempel Leicester yang berada di puncak klasemen dan menjaga peluang menjadi juara liga Inggris musim ini.
Pada awal pertandingan keduanya bermain terbuka dan tampil saling menyerang satu dengan yang lain, sama-sama memiliki banyak peluang akan tetapi penampilan apik penjaga gawang masing-masing tim baik S.Mignolet dan H.Lloris mampu mengakhiri babak pertama dengan skor imbang sama kuat 0-0.
Selepas turun minum pertandingan kian menarik, nampak Liverpool mencoba lebih aggresif kepada kubu Tottenham dengan menerapkan taktik pressure dimana setiap pemain Liverpool mendekat menutup pergerakan pemain Tottenham dan berinisiatif merebut bola serta menciptakan peluang. Sedangkan Tottenham menanggapinya dengan mencoba bermain aman melebar memanfaatkan sisi lapangan dan mengantisipasi dengan taktik counter attack mengutamakan kecepatan yang dimiliki sayap mereka. Alhasil jual beli serangan terjadi, namun rapatnya barisan belakang kedua tim membuat situasi sementara tetap berimbang.
Kebuntuan pecah pada menit ke-51, bermula dari pergerakan P.Coutinho di sisi kiri lalu ia melakukan one two passing dengan D.Sturridge melahirkan gol cantik yang tidak mampu dijangkau oleh H.Lloris dan menjadikan skor berubah 1-0 untuk keunggulan kubu Liverpool. Manuver yang dilakukan para pemain tengah Liverpool di kedua sisi pertahanan Tottenham khususnya pergerakan P.Coutinho memang membuat lini belakang mereka cukup kewalahan, menusuk untuk memberikan umpan maupun inisiatif tendangan jarak jauh dari luar kotak penalti membuat H.Lloris harus berjibaku sigap mengamankan gawang Tottenham.
Namun seiring waktu keadaan mulai berubah, bermula dari ketinggalan yang dialami Tottenham dan menurunnya agresifitas Liverpool membuat anak asuh M.Pochettino mulai berani mencoba mengatur serangan. Skema serangan mereka menemui hasil di menit 63 dimana melalui pergerakan S.Eriksen di sisi kiri memanfaatkan bola yang hampir saja menjadi tendangan gawang bagi Liverpool, kemudian ia umpan ke sisi dekat gawang dimana striker H.Kane mampu mengkonversikannya menjadi gol ke-22 di musim ini dan unggul sebagai pencetak gol tersubur sementara liga serta mengubah kedudukan kedua tim seimbang kembali.
Selepas gol H.Kane tetap kedua tim masih terus melancarkan aksi jual beli serangan namun Tottenham terlihat lebih dominan dan ngotot demi mendulang 3 poin, sedangkan Liverpool nampak bermain aman dan mengganti beberapa punggawanya yang sesekali merepotkan pertahanan Tottenham. Kedisiplinan lini belakang masing-masing tim mengamankan pertahanan menjadikan hasil imbang bagi keduanya, Liverpool dapat saja unggul di pertandingan ini tetapi kejelian pelatih M.Pochettino mengatur strategi patut diacungi jempol.
Sedangkan bagi kubu Tottenham hasil seri ini berarti kerugian bagi mereka, selayaknya kegagalan mereka di kandang Liverpool berbuah selisih 4 poin masih belum pasti dimana Leicester baru akan melaksanakan laga ke-32 melawan Southampton malam ini atau sore waktu setempat. Persaingan siapa yang akan meraih title tertinggi liga Inggris kiranya masih belum usai, masih ada kisaran sisa 6 pertandingan lagi yang harus dijalankan dan memungkinkan cerita serta pertandingan menarik untuk disimak. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H