Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Klinik Aborsi Ilegal, Luka Lama Cerita Baru

1 Maret 2016   11:44 Diperbarui: 1 Maret 2016   12:04 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum sepekan lamanya beredar berita mengenai terungkapnya praktik ilegal aborsi di kawasan Menteng Jakarta Pusat. Berkat kinerja apik pihak kepolisian menindaklanjuti laporan masyarakat alhasil ditangkaplah para pelaku diantaranya oknum dokter, karyawan, serta calo. Modus operandinya yaitu dengan menawarkan kepada wanita hamil yang ingin melakukan aborsi dengan dikenakan biaya bervariasi. Operasional klinik praktik ilegal aborsi ini tergolong cukup lama, berkedok tempat usaha disinyalir klinik ini telah berjalan selama 3 tahun.

Adanya klinik ilegal praktik aborsi jelas merupakan kabar memprihatinkan dan secara tidak langsung menggambarkan betapa mirisnya kondisi sosial masyarakat di zaman sekarang. Prihal klinik ilegal aborsi entah untuk keberapa kalinya terungkap di seluruh pelosok wilayah negeri dan setiap kali kasus ini terkuak ke publik seperti mengorek luka lama.

Berbicara mengenai eksistensi adanya klinik ilegal praktik aborsi disini Penulis mencoba mengurai akar permasalahannya. Dalam hal ini klinik secara harafiah merupakan suatu tempat usaha berupa jasa, logisnya klinik diperuntukkan orang-orang yang membutuhkan pengobatan agar si pasien sehat. Singkat kata eksistensi keberadaan klinik ilegal praktik aborsi yang disinyalir beroperasi selama 3 tahun adalah bukti nyata bahwa klinik tersebut memiliki pelanggan. Penjabarannya sebuah usaha akan mati jika tidak ada pelanggan, lalu pertanyaannya adalah siapa saja pelanggannya?

Tidak dipungkiri keberadaan klinik ilegal praktik aborsi dilandasi adanya permintaan (demand) dari pihak-pihak yang membutuhkan jasanya, dalam ranah medis menurut apa yang Penulis ketahui aborsi diperbolehkan dalam "kondisi dan prasyarat tertentu". Yang terpikirkan sekarang adalah mengapa para pasien tersebut memilih klinik ilegal?

Jika kesemua alasan dilatarbelakangi oleh masalah biaya yang besar dengan datang ke Rumah Sakit maka alasan itu tidaklah relevan, apalagi ditambah dengan alasan syarat yang rumit tentu si pasien itu hanyalah berkilah. Melakukan aborsi sama dengan menghilangkan nyawa (janin) didalam kandungan, tentu suatu tindakan yang tidak bisa semena-mena dan tanpa pikir panjang.

Umumnya orang yang melakukan aborsi di klinik ilegal disebabkan oleh adanya bentuk aib, mereka-mereka yang mempraktekkan seks bebas hingga berakhir celaka bagi kaum wanita. Terlanjur basah dan ingin menutupi aib maka dipilihlah langkah sesat yaitu dengan melakukan aborsi.

Dari apa yang Penulis jabarkan diatas tentunya menjadi perhatian kita bersama bahwa ada pekerjaan rumah yang selama ini mungkin terbengkalai yaitu mendidik khususnya generasi-generasi muda akan bahaya seks bebas dan juga memperdalam ilmu agama. Kalangan muda mudi yang dirudung oleh asmara seringkali melewati batas terbawa hawa nafsu dari suka sama suka menjadi hubungan badan layaknya suami istri. Tentunya hal ini perlu dihimbau dan ditindaklanjuti, jangan sampai ada lagi klinik-klinik ilegal praktik aborsi di kemudian hari.

Terungkapnya klinik ilegal juga memberikan gambaran bahwa kita sebagai masyarakat dapat ikut berperan dalam menciptakan suatu kehidupan yang baik dengan cara menyampaikan informasi. Apalagi di era teknologi informasi yang kian canggih seharusnya peranan masyarakat dapat digiatkan dan lebih ditingkatkan kedepannya. Oleh karena itu mari kita bersama jadikan kehidupan ini lebih baik dengan menyampaikan informasi-informasi yang bermanfaat serta tetap waspada dan tanam rasa keperdulian terhadap sesama. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun