Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kompasianival 2015, Apa yang Kita Rayakan?

14 Desember 2015   14:02 Diperbarui: 14 Desember 2015   14:02 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu telah menunjukkan pukul hampir sembilan malam dan acara Kompasianival 2015 tinggal menyisakan acara sajian musik dari Musikimia, dengan berat hati Penulis harus meninggalkan tempat. Petuah dari Ibu Peri layaknya kisah Cinderella dengan sepatu kacanya memaksa Penulis memacu kendaraan roda dua untuk sampai ke rumah untuk beristirahat, benar saja alhasil badan ringsek bukan main rasanya disebabkan cuaca dingin Jakarta sehabis hujan dan kondisi badan yang kurang fit.

Namun apa yang Penulis rasakan itu belum seberapa dibandingkan semangat dan daya juang Kompasianer lainnya dimana datang dari berbagai pelosok daerah hingga lintas negara untuk mengikuti berlangsungnya ajang kopdar Kompasianival 2015 selama 2 hari. Salut dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada mereka dimana tanpa pamrih berkeinginan untuk mengisi kehangatan dan kebersamaan selama berlangsungnya acara.

Walau mungkin masih ada sedikit rasa kecewa dikarenakan beberapa faktor, bisa dikatakan acara Kompasianival 2015 berjalan dengan sukses dan aman terkendali. Kesemuanya itu takkan tercipta kalau bukan berkat usaha dan kerja keras dari pihak Kompasiana serta peran serta para Kompasianer, sesuatu yang patut diapresiasikan semoga menjadi motivasi di ajang Kompasianival di tahun-tahun berikutnya.

Lalu dibenak Penulis muncul sebuah pertanyaan yaitu mengapa ajang tahunan Kompasianival yang telah berlangsung lima kali dalam rangka menyambut perjalanan 7 tahun Kompasiana sebagai media warga harus dirayakan?

Seperti dikatakan bahwa hadirnya Kompasiana ke hadapan publik sesuatu hal yang tidak terduga, blog keroyokan ini berkembang begitu cepat dimana pada awal terbentuknya Kompasiana hanya diperuntukkan bagi kalangan internal Kompas. Terlepas dari faktor berkembangnya teknologi yang semakin mempercepat dan memudahkan akses informasi, ide awal yang tampak sederhana tersebut melahirkan Kompasiana yang kian hari semakin besar dengan terus bertambahnya anggota dan terwujudnya Kompasianival sebagai bentuk apresiasi kepada warga yang telah banyak bersumbangsih kepada Kompasiana lewat beragam macam artikel-artikel yang informatif, inspiratif dan bermanfaat.

Hal itu kiranya belum menjawab inti pertanyaan, mengapa? Jawabannya menurut pandangan Penulis, sebagaimana apa yang dirayakan adalah bentuk semangat dan wujud nyata bahwa kini media warga telah diakui khalayak umum sebagai sumber informasi sejajar dengan media lain yang telah lama eksis yaitu cetak dan elektronik. Sesuatu hal yang mungkin belum pernah terjadi di era-era sebelumnya dimana kebebasan berpendapat tak lagi dikekang, tetapi ingat catatan bahwa dalam menyampaikannya tetap menjunjung tinggi etika dan aturan yang berlaku.

Seperti kalimat mempertahankan lebih sulit ketimbang meraihnya, eksistensi 7 tahun Kompasiana bukanlah tanpa alasan bahwa adanya bentuk kerja keras bagaimana menjadikan media warga ini bertahan dan tanpa dikelola dengan baik maka mustahil Kompasiana akan terus hadir kepada para pembaca. Walaupun demikian tantangan tepat mengiringi berkembangnya Kompasiana dikarenakan dengan semakin banyaknya anggota maka suara gaduh mempeributkan ketidakadilan akan selamanya terus terdengar dengan dalih beragam.

Kompasianival 2015 kini telah usai, semua kembali kepada aktivitas kehidupan normalnya masing-masing. Terlepas dari wujud promosi yang Kompasianival ikut hadirkan disana, namun kadarnya masih lebih banyak manfaatnya. Bermacam-macam informasi dan pengetahuan bisa kita dapatkan dari nara sumber dan terciptanya moment-moment yang kiranya takkan terlupakan berjumpa dan melalui kebersamaan dengan para Kompasianer lainnya. Waktu pulalah yang mengakhiri kebersamaan kita saat itu dan semoga waktu pula yang memperkenankan kita bertemu dilain kesempatan. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun