Â
Mengawali artikel ini tanyakan kepada diri anda, apakah anda pernah mengalami sindrom gadget baru? Sindrom gadget baru sebenarnya hanya sebutan yang Penulis buat sendiri dimana menggambarkan kondisi antusiasme yang tinggi ketika seseorang memiliki gadget baru. Sindrom ini tidak dialami oleh semua orang, rata-rata mereka yang mengalami sindrom ini adalah mereka yang rentang umur diantara remaja hingga orang dewasa (umur 11 hingga 35 tahun). Gambarannya umumnya ketika mereka yang mengalami sindrom ini layaknya seorang anak kecil menemukan mainan baru, contohnya seperti Smartphone. Smartphone tersebut berhari-hari akan ia utak-utik, instalasi beragam aplikasi yang ia inginkan, dan memamerkannya ke orang-orang sekitarnya, menjadi pertanyaan apa ada yang salah dengan sindrom ini? Tidak ada yang salah karena manusia dibekali oleh rasa keingintahuan yang tinggi akan sesuatu hal yang belum ia ketahui dan disaat bersamaan manusia pun memiliki rasa keperdulian yang tinggi dimana ia ingin menginformasikannya ke orang lain atau disekitarnya, hanya saja memang kembali kepada orang yang melihatnya memerlukan sudut pandang yang perlu diselaraskan.
Lalu dengan beragam aplikasi yang ia install didalam Smartphonenya, apakah menjadikan bahwa ia mengerti akan Smartphone yang digunakannya dan menggunakan seluruh aplikasi tersebut? Jawabannya belum tentu, keingintahuan tidak selalu dibarengi dengan kebutuhan. Penulis akan memberikan gambaran dari aplikasi yang anda miliki di Smartphone, apakah anda menggunakan fitur Mail, Calculator, dan beberapa aplikasi yang mungkin anda belum pernah menyentuhnya untuk apa kegunaannya? Anda install sesuatu aplikasi didasari kebutuhan, namun dalam kondisi tertentu ketika anda tidak membutuhkan aplikasi tersebut atau bosan maka aplikasi tersebut kemungkinan akan mubazir memenuhi storage perangkat anda ataupun akan diuninstall. Ragam aplikasi yang begitu banyaknya khususnya di era saat ini orang akan mengikuti apa aplikasi yang sedang trend, saat trend aplikasi Instagram maka orang akan ramai-ramai menginstallnya, begitupun aplikasi Path, dan seterusnya. Tanpa disadari trend membuat pola pikir seseorang sempit dimana rasa keingintahuannya berkurang dan pada akhirnya ia menemukan kondisi aplikasi yang ada di perangkatnya sudah cukup maka untuk apa menginstall atau mencari yang lain.
Karena artikel pembukanya sudah begitu panjangnya, maka Penulis persingkat saja dengan aplikasi yang mungkin anda tertarik menggunakannya :
- Musixmatch Song & Lyric
Musixmatch Song & Lyric merupakan aplikasi buatan developer Musixmatch, aplikasi ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan aplikasi music player yang perangkat anda miliki. Yang sedikit membedakannya adalah fitur sinkronisasi menggunakan koneksi data antara musik yang sedang dimainkan dengan lyric dan bagi anda yang mungkin berniat menjadi penyanyi dapat mencoba bakat dan kualitas suara anda dengan fitur karaokenya. Dikarenakan aplikasi Musixmatch sudah dikategorikan sebagai "Editor Choice" maka tidak perlu diragukan lagi kemampuan aplikasi yang bisa anda dapatkan secara free/gratis di Play Store dan tanpa iklan/advertise. Sebagai catatan bagi anda yang menggunakan aplikasi ini, Penulis mengingatkan bahwa sinkronisasi memerlukan koneksi data apakah itu selluar ataupun jaringan koneksi internet lainnya, kemudian sebaiknya judul lagu beserta artisnya dalam posisi benar sehingga memudahkan aplikasi ini menemukan lyric yang sesuai. Penulis kurang tahu prihal apakah aplikasi ini mensupport lagu berbahasa Indonesia atau negara lainnya (selain bahasa Inggris), namun sekiranya aplikasi ini pantas kiranya berada di perangkat kesayangan anda. - Translate
(Google) Translate merupakan aplikasi buatan Google Inc, tentu anda telah mengenal Google Translate sebagai penterjemah apabila anda mengalami kendala tidak mengetahui akan arti suatu bahasa asing. Translate ini merupakan transformasi aplikasi Google Translate yang ada di web menjadi versi mobile, tidak jauh berbeda dengan versi webnya maka Google menyematkan fitur lain kedalam aplikasi ini yaitu salah satunya dimana anda dapat menggunakan kamera perangkat anda dan memfoto sesuatu objek yang memiliki bahasa asing untuk dapat diterjemahkan kedalam bahasa yang anda inginkan. Ada yang perlu anda perhatikan bahwa default set bahasa pada aplikasi ini tidak menyertakan bahasa Indonesia, fitur bahasa Indonesia dan beberapa bahasa negara lainnya perlu anda terlebih dahulu download/unduh agar dapat digunakan dan kembali Penulis ingatkan bahwa aplikasi ini memerlukan koneksi data untuk dapat menjalankan fungsinya. - Camera
(Google) Camera merupakan aplikasi juga buatan Google Inc, mungkin anda bingung mengapa menginstall aplikasi ini sedangkan diperangkat anda instalasi defaultnya sudah menyertakan fitur kamera. Sebagai catatan bahwa tidak semua perangkat memiliki keseragaman aplikasi dan fitur, beberapa pihak produsen tentunya berusaha membuat perbedaan bukan saja spesifikasi namun juga fitur aplikasi agar membuat perangkat tersebut memiliki nilai tambah terhadap pengguna. Perbedaan spesifikasi mutlak tidak bisa disetarakan antar perangkat, dalam pengertian perangkat yang memiliki fitur kamera autofocus tidak bisa disaingi oleh kamera yang tidak disupport spesifikasi autofocus karena perbedaan spesifikasi dasar. Untuk fitur disinilah aplikasi berperan dimana perangkat yang tidak memiliki fitur serupa dengan perangkat lain menjadikannya bisa menggunakan fitur serupa. Lalu apa keutamaan dari fitur Camera kreasi Google ini? Tampak memang dari UI yang digunakan sederhana dimana fungsi kamera dikolaborasikan dengan Accelerometer para perangkat, beberapa fiturnya antara lain Photo Sphere. Panorama, dan Lens Blur sebagai tambahan. Kalau anda pecinta traveling ke tempat-tempat wisata alam kiranya akan menyukai aplikasi ini untuk mengabadikan betapa indahnya pemandangan, terlebih menggunakan fitur Photo Sphere. Aplikasi ini anda bisa dapatkan secara free/gratis di Play Store dan aplikasi ini mudah sekali digunakan, namun yang menjadi kendala adalah anda harus presisi memposisikan kamera anda dimana terkadang hasil yang difoto tidak sesuai apa yang diinginkan.
Demikian artikel kiranya berisi informasi yang Penulis dapat bagikan kepada Kompasianer lainnya, sebagai kalimat akhir perlu diperhatikan mungkin beberapa pengguna perangkat sekarang ini seringkali mengeluhkan begitu kecilnya kapasitas penyimpanan yang perangkat mereka miliki namun pada intinya lebih kepada pribadi anda bagaimana anda memanfaatkan maupun seberapa sering anda menggunakan aplikasi tersebut. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Semoga bermanfaat dan terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H