Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hari Minggu Adalah Hari yang Menyedihkan bagi Anak-anak

12 Januari 2015   14:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:19 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hari minggu selayaknya hari yang ditunggu-tunggu dikarenakan hari terakhir liburan sebelum memulai aktivitas dikeesokan harinya. Minggu pagi yang cerah, Penulis pun menyalakan televisi untuk mengetahui program acara televisi apa yang kiranya menarik. Setelah berpindah-pindah channel televisi lokal dapat dikatakan sungguh mengejutkan, bahwa program acara televisi yang ada mayoritas Penulis lihat ditujukan bukanlah untuk kalangan anak-anak melainkan jauh menyimpang dan lebih terfokus untuk kalangan dewasa.

Kini hari minggu dipenuhi program acara televisi infotaiment dan program-program acara televisi tidak memiliki kualitas. Bisa dikatakan miris, jikalau saja diwaktu yang sama ada anak-anak menontonnya tentu deretan acara tidak bermutu tersebut tampaklah tidak bermanfaat, tidak mendidik, dan jauh dikatakan dari menghibur. Walaupun sudah tertera simbol BO (Bimbingan Orangtua) namun Penulis anggap justru program acara tersebut memang untuk dan dapat dicerna oleh kalangan orangtua serta tidak pas ditonton untuk kalangan anak-anak.

Lalu apa yang menyebabkan hal demikian terjadi, apakah tuntutan zaman yang memang sudah berubah masanya? Jikalau menggunakan penalaran yang ada, konteks dunia anak saat ini jauh berbeda dengan dahulu. Gambaran dunia anak dimasa kini mungkin sudah tidak lagi mengenal permainan tradisional yang kini tersisihkan oleh kecanggihan console dan aneka ragam gadget. Dunia anak dimasa kini tidak lagi mengenal lagu-lagu anak maupun daerah dikarenakan disaat ini lagu anak kalah bersaing dan tidak punya nilai jual dengan lagu orang dewasa. Dunia anak dimasa kini tidak lagi mengenal sosok maya atau tokoh pujaan yang bisa menjadi percontohan bagi perkembangan anak dikarenakan tokoh yang diperlihatkan adalah keglamoran dunia dan tetek bengek permasalahan selebritis abal-abal. Lingkupnya kesemua hal yang menyangkut dunia anak saat ini sangatlah minim, menjadi anak-anak di zaman sekarang sungguhlah sangat menyedihkan dikarenakan anak terbiasa diumpan dengan metode individual jauh dari nilai sosial, dipaksa menjadi dewasa, dan diisi oleh masa kecil yang tidak menyenangkan.

Tersingkirnya jam tayang program acara televisi yang dikhususkan anak dapat disebabkan oleh faktor profitable atau mencari keuntungan. Seperti kita ketahui bahwa program acara televisi didasari oleh rating berdasarkan banyaknya penonton acara tersebut. Semakin program acara tersebut ditonton maka akan besar pula nilai jual serta besaran nilai pemasukan yang didapat oleh stasiun televisi, semisalkan dari iklan. Jadi apabila kita memperhatikan program acara televisi yang berubah jam tayangnya, hal itu lebih dikarenakan langkah strategi internal stasiun televisi besangkutan dengan tujuan menarik banyak minat penonton terlepas apakah rutinitas perubahan jadwal siaran sampai persaingan antar stasiun televisi dimana program acara tersebut kalah bersaing oleh stasiun televisi lain.

Televisi merupakan sarana atau moda untuk menyebarkan informasi kepada setiap kalangan, tidak perduli siapa dia, jabatannya apa, umurnya berapa, dan tidak pernah mempermasalahkan latar belakang apapun itu. Alangkah bermanfaatnya jika saja televisi melalui program acaranya dapat dipergunakan untuk fokus dalam mendidik anak-anak menjadi generasi yang cemerlang untuk masa yang akan datang. Langkah ini pun tentunya perlu dibarengi dengan kesadaran pihak stasiun televisi lebih profesional dalam menyuguhkan materi dan lebih perduli mengenyampingkan unsur mencari untung semata. Semoga saja hal ini diperhatikan oleh pihak-pihak yang sekiranya perduli dengan dunia dan perkembangan anak. Demikian artikel dari Penulis, mohon maaf apabila ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik pribadi Penulis. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun