Mohon tunggu...
susans
susans Mohon Tunggu... Administrasi - nothing is immortal

nothing is immortal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Patjar Merah, Perlawanan dan Kerinduan yang Mewujud

10 November 2019   23:22 Diperbarui: 10 November 2019   23:50 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Patjar Merah lahir dari kecintaan pada literasi dan kepercayaan kepada pertemanan. Kedua itulah investasi terbesar Patjar Merah, yang membuat hal tak mungkin menjadi mungkin.

Patjar Merah merupakan Festival Kecil Literasi dan Pasar Buku Keliling Nusantara. Sebab akses literasi yang merata adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

Windy Ariestanty, pengagas Patjar Merah : Di Patjar Merah kami menolak menjadi pemimpi. Mimpi harus diberi kaki agar bisa menapak di bumi dan mewujud. Kami memilih jadi kaki-kaki itu, yang berjuang  bersama-sama mewujudkan akses literasi yang setara.

Pertama kali diselenggarakan,  Festival Patjar Merah sukses dan  mendapat sambutan hangat dari semua kalangan pencinta literasi, mulai dari penulis hingga pembaca. Selain harga buku yang diskon hingga 80%, konsep dan program yang unik lah yang membuat Festival Patjar Merah dinanti dan diburu para Patjarboekoe.

"30.000 pengunjung adalah sebuah pencapaian"  kata seorang penggiat literasi di Jogya. Acara murni literasi seramai ini terakhir terjadi pada 10 atau 15 tahun lalu di Jogya. Kau mau tahu  kenapa? Bukan hanya lantaran publikasi kalian bagus, tetapi sebenarnyalah PatjarMerah merangkul siapa saja dan membuat orang-orang tak segan datang. Inklusif. tetaplah begitu.

Patjarmerah adalah sebuah perlawanan. Perlawanan pada pola-pola pameran buku yang monoton, pada gedung mewah dan nyaman, pada buku yang mahal dan harganya tidak terjangkau. Perlawanan sejenis ini harus banyak dan dilakukan beramai-ramai . Seno Gumira Ajidarma , Penulis dan Sastrawan.

Patjar Merah adalah festival literasi yang sangat hangat dan penuh cinta kepada buku , penulis dan pembaca. Reda Gaudiamo , Penulis dan Pemusik.

Hangat rasanya melihat pasar buku dan festival literasi ini berkeliling kekota-kota lain ibarat sirkus keliling. Patjarmaerah adalah perayaan, pertanyaan , pernyataan, kesempatan dan tentu saja ...pertemuan. Ria Papermoon , Pencerita, Seniman and Founder Papermoon Puppet.

Patjar Merah baru saja usai, tetapi saya sudah rindu dengan suasananya dan para pencinta bukunya. Patjar Merah memang candu. Ivan Lanin, Pegiat Bahasa Indonesia, Wikipediawan, Penulis.

Seru, seru, seru! Aku suka banget sama atmosfernya. Jadi dimanapun Patjar Merah akan kukejar. Alexander Thian / amrazing , Penulis dan Fotographer.

Nah PatjarBoekoe sebutan untuk pencinta Patjar Merah, inilah asal muasal Nama keren, Patjar Merah berasal:

Patjar Merah, sebuah nama yang berasal dari tokoh utama dalam novel karya Matu Mona yang berjudul "Patjar Merah Indonesia"

Tokoh Patjar Merah dalam novel tersebut diduga terinspirasi dari sosok salah satu Bapak Republic Indonesia , Tan Malaka. Ia adalah sosok pejuang dengan pemikiran yang menjadi acuan atau inspirasi bagi banyak tokoh bangsa Indonesia lainnya, termasuk Bung Karno.

Tan Malaka yang bernama lengkap Ibrahim Datuk Sutan Malaka -- Nama asli Ibrahim, sedangkan Datuk Sutan Malaka adalah gelar adatnya, disebut sebagai salah satu tokoh peletak dasar-dasar kebangsaan karena selain memiliki banyak pemikiran yang menarik tentang konsep kebangsaan, ia juga berkontribusi kepada gagasan kebangsaaan di Indonesia.

Tan Malaka pun percaya bahwa yang bisa membebaskan sebuah bangsa dari keterbelungguan (baca:penjajahan) dan kedunguan adalah membaca. "Jika perlu dan memang perlu, pakaian dan makanan dikurangi," katanya soal penyediaan buku. 

Dari sosok yang tak sering disorot sebagai pahlawan nasional inilah justru Patjar Merah : Festival Kecil Literasi dan Pasar Buku Keliling Nusantara berhutang semangat dan menanjangkan gagasan , sebab, akses literasi yang merata adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

Tan Malaka sangat mengerti, hanya melalui pendidikan dan membaca, seseorang mampu keluar dari kebelungguan dan kedunguan.

Terima kasih untuk semangat dan jerih payah para pengagas Patjar Merah yang gentar dan mewujudkan impian literasi yang merata bagi seluruh rakyat.

Yukkk, ramaikan dan serbuuu Festival Patjar Merah berikutnya , 29 Nov -- 8 Des 2019 di Soesmans kantoor danMonod Diephuis  Co , Kota Lama, Semarang. Lingkari kalender dan kosongkan jadwal mu pada tanggal tersebut.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun