di balik tiang, di sudut kiri, belakangnya.
terduduk sendiri, lebih banyak mendengarkan.
merangkai butiran sunyi berselimutkan angin malam
tertusuk jarum hidup, hingga terbang darah merahku.
kutampar keras sedemikian rupa
hingga kedahsyatan bertimbul luka
usapan-usapan menggemulai menenangkan
lantas akhir, meringis disambung murka
menunggu dirinya di bawah cahaya putih
bersama setia yang nyata daripadaku
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!