Mohon tunggu...
Sans Economics
Sans Economics Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Seputar ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

RI Menang di WTO, Menko Airlangga: Momentum Perkuat Strategi Lawan Diskriminasi Komoditas Sawit

17 Januari 2025   16:15 Diperbarui: 17 Januari 2025   16:15 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto tanggapi putusan WTO atas diskriminasi Uni Eropa terhadap komoditas sawit Indonesia. (Sumber

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bangga Indonesia bisa bertarung dan menang melawan diskriminasi yang dilakukan oleh Uni Eropa terhadap komoditas kelapa sawit Indonesia. Dalam Laporan Hasil Putusan Panel pada 10 Januari 2025 lalu, World Trade Organization (WTO) memutuskan bahwa Uni Eropa telah melakukan diskriminasi dengan memberikan perlakuan yang tidak adil dan merugikan bagi minyak sawit dan biofuel Indonesia.

Untuk itu, Airlangga menegaskan bahwa dunia harus menerima kebijakan Indonesia tak hanya biodiesel berbasis rapeseed, soybean dan lainnya, namun juga yang berbasis daripada CPO.

Airlangga juga menilai bahwa keputusan yang diambil oleh WTO tersebut, akan menjadi kekuatan tambahan di mana Indonesia tengah berupaya menentang kebijakan European Union Deforestation Regulation (EUDR). Selain itu, keputusan tersebut juga akan berdampak pada kebijakan yang diambil EUDR, di mana sebelumnya mereka telah mengadopsi proposal penundaan implementasi EUDR selama 1 tahun. Adapun proposal tersebut adanya indikasi ketidakpastian Uni Eropa.

Selain itu, WTO bakal mengadopsi putusan tersebut selama 60 hari, dan akan mengikat bagi Indonesia dan Uni Eropa. WTO pun meminta Uni Eropa untuk dapat menyesuaikan kebijakan yang mereka ambil, yang dinilai tidak sesuai dengan aturan WTO.

Menko Airlangga juga menilai momen ini sebagai kesempatan bagi Indonesia dan Malaysia untuk dapat memperkuat strategi, agar komoditas sawit tidak akan mengalami diskriminasi lagi ke depannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun