Membaca merupakan sebuah keterampilan sangat penting dalam proses pembelajaran, terkhusus bahasa. Seseorang yang menyukai kegiatan membaca akan mendapatkan keuntungan. Mereka dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman, menambah kosakata, bahkan mampu memahami setiap isi wacana yang dipelajarinya. Stoller (2013) menyatakan bahwa membaca pemahaman merupakan tujuan utama dari membaca itu sendiri. Â Pada dasarnya juga, keterampilan membaca pemahaman ini merupakan produk dari berbagai keterampilan yang dilakukan pembaca untuk membangun makna teks dengan mudah dan benar.Â
Karena sebuah keterampilan, kemampuan membaca pemhaman dapat dilatih.  Artinya, kemampuan membaca pemahaman dapat diasah/dilatih dengan berbagai strategi atau metode.  Ada beberapa startegi atau metode yang bisa dipilih para guru dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman mereka. Salah satu strategi membaca pemahaman itu adalah strategi SAHA. Strategi SAHA ini merupakan kependekan dari Siapa tokohnya?, Apa tujuannya?, Hambatannya apa?, dan Akhir ceritanya.Â
Strategi SAHA ini merupakan alternatif strategi untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman, khususnya menyimpulkan isi bacaan atau dikenal meringkas. Kemampuan meringkas sangat penting untuk meningkatkan keterampilan membaca seseorang. Kemampuan meringkas ini mendorong siswa untuk melakukan kombinasi berbagai sub-keterampilan membaca, seperti memahami ide pokok, informasi pendukung, membuat simpulan, bahkan mengidentifikasi dan menganalisis struktur sebuah teks.Â
Dikutip dari Joyo (2018) dan berdasarkan berbagai sumber, dapat disimpulkan bahwa salah satu karakteristik pembelajaran yang menerapkan strategi literasi yang dapat mengembangkan kemampuan membaca (pemahaman) siswa adalah pemantauan pemahaman teks (siswa merekam pemahamannya sebelum, ketika, dan setelah membaca) dan  meringkas isi teks/bacaan. Dengan kata lain, melatih siswa untuk mampu meringkas isi teks dengan baik adalah salah satu unsur dalam pembelajaran berbasis literasi. Keterampilan meringkas ini dapa membantu para siswa menjadi pembaca terampil.
Strategi membaca SAHA ini hasil modifikasi penulis dari strategi pembelajaran Somebody-Wanted-But-So (SWBS) milik Prezler (2006), seperti halnya strategi membaca 5W+1H yang dimodifikasi menjadi Strategi Membaca Adiksimba. Strategi SAHA ini digunakan dalam proses pembelajaran membaca pemahaman dengan berbasis teks naratif (cerita). Artinya, strategi ini cocok sekali untuk pembelajaran dengan bahan ajar berbasis teks naratif, seperti dongeng, cerpen, novel, bahkan drama.Â
Sesuai singkatannya, strategi SAHA terdiri atas 4 langkah kegiatan atau aktivitas.Â
Pertama, setelah membaca teksnya (tahap mengamati/observasi), siswa diminta untuk menentukan siapa tokoh utama dalam cerita/teks tersebut. Kedua, siswa diminta untuk menentukan tujuan utama yang ingin dicapai tokoh utama dalam cerita tersebut. Ketiga, siswa menentukan hambatan yang ditemukan/dialami tokoh utama untuk mencapai tujuannya (biasanya berupa konflik). Keempat, siswa menentukan akhir cerita yang dialami tokoh utama dalam cerita. Kelima, para siswa mulai merangkai/menyusun dan menuliskan ringkasan cerita berdasarkan keempat langkah sebelumnya. Dalam hal ini, siswa hanya menyatukan setiap kalimat pada langkah 1-4 dengan bantuan konjungsi yang tepat.Â
Sebagai contoh, berikut penerapan strategi SAHA dalam pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks naratif (dongeng).
Setelah menganalisis bagian dari teks cerita (berkaitan dengan unsur intrinsik) dalam kolom SAHA seperti di atas, siswa diminta untuk meringkas atau menulis kembali ceritanya berdasarkan hasil analisis tersebut dengan disertai penggunaan konjungsi. Berikut contohnya.