Tidak hanya itu dari bangunan-bangunan rumah yang nampak kita juga dapat menjumpai kehadiran teknologi disana. Dinding-dinding yang terbuat dari anyaman, menunjukan adanya proses rumit untuk membangun satu rumah utuh yang kemudian dapat melindungi seisi keluarga, anyaaman-anyaman ini beragam jenisnya. Anyaman kepang untuk dinding, anyaman sasag untuk dapur, anyaman garumpai untuk atap.Â
Perbedaan tiap anyaman sebagai pembeda ruang tamu, ruang dapur dan atap, untuk anyaman dinding dipakaikan kapur putih, dan tidak boleh memakai cat, warna yg diperbolehkan hanya hitam dan putih untuk. Hal ini dilaakukan untuk menghindari kesenjangan dan mencerminkan keberagamaan serta kesamaan yang berjalan beriringan.
Untuk furnitur rumah tangga sendiri khususnya alat penerangan, kebanyakan keluarga di kampung Naga menggunakan lampu dengan filter nya adalah minyak tanah subsidi 4.800-5.000 per liter juga lampu petromak/lampu tempel yg digunakan untuk tidur.Â
Dalam penggunaan laptop, dan handphone sendiri tidaak ada, seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa aksesnya diberikan di tempat yang berbeda karena di kampung Naga sendiri tidak menggunakan listrik, ada 5 televisi disana, namun hanya berwarna hitam putih dan menggunakan aki mobil dan pemancar untuk menyalakannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI