Menilik contoh kasus di atas, agaknya kita memang patut berhati-hati terhadap faktor eksternal ini. Bukan karena kita mau mencari-cari alasan karena kekurangan kita sendiri. Tetapi, karena tak adanya faktor lain yang bisa dianggap sebagai akar penyebabnya. Terutama, karena kita belakangan juga melihat adanya arus kecenderungan keagamaan yang ekstrim dan tak toleran, yang sangat mudah dan gampang meng-kafir-kan saudaranya sesama muslim hanya karena persoalan-persoalan sepele yang memang tak dapat disatukan, seperti persoalan fikih tertentu yang memang telah melahirkan perbedaan mazhab yang telah terbukti pula selama ini menjadi rahmat dengan memperkaya khazanah pemikiran dan pengkajian Islam. Aliran (atau lebih tepatnya disebut anasir-asing) inilah yang patut diawasi karena terbiasa memecah-belah masyarakat dan menuduh-nuduh saudaranya sesama muslim sebagai sesat, kafir, keluar dari Islam, dan seterusnya...
Benar, sudah saatnya kita berhati-hati terhadap agenda besar yang hendak memecah-belah kaum muslimin dan keutuhan kita sebagai sebuah bangsa yang besar, untuk kemudian memecah-belah dan menjajah kita. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H