Bulan Oktober tahun 2023 ini  cuaca cukup panas sekali, tapi tidak menyurutkan Ko Bun Hok  berdagang Kembang Tahu dengan dipikul.
Dia keliling menjajahkan dagangannya, baik hujan mau panas dia syukuri terus untuk tetap berdagang. Dia berjalan setiap hari kira kira 50 km, melintas rel kereta api dan komplek perumahan dari Taman kartini, Tepekong Hok Lay Kiong sampai Wisma Asri, tanpa lelah.
Walaupun tubuh ini mulai ringkih, raut muka berkerut tua dan warna kulit mendekati hitam gelam karena setiap hari terkena matahari, tidak membuat dia patah semangat untuk berdagang keliling. Justru yang dikhawatirkannya, adalah ikatan pikulan lepas atau pikulan patah. Hal ini menjadi perhatian Ko Bun Hok, karena barang dagangan yang dipikul dua langseng kira beratnya kira 30 kg-an.
Ko Bun Hok ini lahir di Palembang, singgah di daerah Jembatan Dua, Pelbak Jakarta Barat dan lama menetap di Kota Bekasi.
Dia sudah berumur 70 tahun, dan sudah mulai berdagang Kembang Tahu sejak Tahun 1974 sampai sekarang Tahun 2023. Dari harga Kembang Tahu seporsi Rp 5,- Â sampai sekarang sudah Rp10,000,- seporsi.
Kembang Tahu ini dibuat sendiri sampai air gula jahenya sangat terasa, yang selalu dia hangatkan, supaya menambah nikmat ketika dimakan, apalagi kalau cuaca dingin.
Penjual Kembang Tahu pikul ini mulai langka, di Kota Bekasi, yang ada hanya 1 orang pedagang saja yaitu: Â Ko Bun Hok. Dia mulai berdagang dari jam 11.00 sampai 18.00 dan setiap hari tanpa lelah.
Ini salah satu makanan kesukaan Si Hong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H