Mohon tunggu...
Sanita KhusnaMawarni
Sanita KhusnaMawarni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya adalah mahasiswa semester 1 di UIN Sayyid Rahmatullah Alaih Tulungagung

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lentera Cinta

13 Desember 2022   22:40 Diperbarui: 13 Desember 2022   22:41 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lentera Cinta

Kubuat diri ini menjadi pecinta,
Agar tak buta melihat dunia
Dari cinta ku dapat melihat,
Betapa besar kekuasaannya

Tapi semua itu tak semudah merangkai kata
Kubuat diri ini sunyi, sendiri,
Agar jauh dari keindahan ilusi
Ku buat diri ini menyelam,
Untuk tenggelam pada samudera cinta begitu dalam
Ku buat diri ini menjauh,
Agar menyadari bahwa eksistensinya kian berarti
Dan kubuat ukiran seindah mungkin,
Dari tinta yang tak dapat terhapus atau hilang,
Agar dapat dilihat dan dikenang

Bagaimana langit mampu menjadi tinggi
Jika tak ada cinta yang menjadi penopangnya
Bagaimana bumi mampu berotasi
Bila tak ada cinta yang menggerakkannya
Bagaimana tanah mampu menampung air
Bila tanpa cinta berperan di dalamnya

Dalam kegelapan kutemukan cahayamu
Dari sinar itu ku mampu melangkahkan kakiku
Untuk menempuh jalan menujumu
Karena aku yakin, dalam cinta ada dirimu
Dan kau akan membuat jalan itu untukku

Terima kasih atas kenangan yang tak terganti
Dan maaf atas harapan yang tak mampu kucapai
Meski yang kumiliki bukan kesempurnaan cinta
Hatiku pun bukan singgasan penuh rupa
Aku hanya semata ingin mencinta

Semoga waktu yang bergulir memberi jawaban
Tentang penantian penuh arti
Dan detak langkah yang terlewati
Menjadi saksi kerinduan akan hadirmu lagi
Sungguh, aku memang pecandu cintamu, Gusti...

Haruskah kubuat diriku tulang
Sehingga bisa melekat padamu
Atau ku serupakan saja menjadi kulit hangat
Dengan apa aku harus menjelma?

Aku memang menderita, bahkan kecewa
Yang dengannya aku mendekapmu erat-erat
Katakanlah, cinta,
Menjadi gila, lalu bahagia
Menangis dan merataptapi tertawa
Begitulah sebagai cinta dia memperkenalkan dirinya
Bahwa yang pasti bukan mata
Yang benar hanya sekejap,
Sedangkan kasih-Nya bukan bualan semata

Bulan dan bintang mengabdikan cinta
Bumi dan lautan membentang pelukan
Langit dan pepohon menaungi kasih sayang
Burung dan angin mengabarkan salam kerinduan
Pantaskah jika diri tak menjadi budak
Dari cinta yang seagung ini

Biodata ku

    Hayy kenalin Nama ku Sanita Khusna Mawarni Aku lahir pada tanggal 24 Maret 2004 bertepat di Blitar dan alamat ku sendiri di Blitar, Gandusari, Sukosewu, Sukoreno (siapa tau mau silaturahmi). Aku sendiri dibesarkan sejak kecil di kota yang biasa disebut bumi bungkarno akan tetapi waktu sma aku memutuskan melanjutkan pendidikan ku di kota jombang di pondok Al Urwatul Wutsqo dan sekarang ini tengah menempuh di perguruan tinggi Universitas Sayid Ali Rahmatallah Tulungang dan mengambil prodi Psikologi Islam.

Akun media sosial = Facebook : khusna nita

                                          Instagram   : Sanita_ khusnaaaa

                                          Twiter : sanita_khusnaaaa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun