2.Dogmatik
Menggunakan pendekatan tertentu, pendekatan tersebut dijadikan dogma. Siapapun kliennya dan apapun permasalahannya digunakan pendekatan yang telah dijadikan dogma. Dinilai kurang tepat karena masalah setiap individu berbeda dan teori mempunyai keterbatasan.
3.Sinkretik
Menggunakan sejumlah pendekatan konseling, namun bercampur aduk tanpa pertimbangan, sekedar ambil.
4.Eklektik
Memiliki pemahaman yang mendalam terhadap pendekatan, memahami kapan menggunakan atau tidak menggunakan pendekatan konseling tertentu.
5.Mempribadi
Menguasai sejumlah pendekatan konseling beserta teknologinya, mampu memilih dan menerapkan secara tepat pendekatan beserta teknologinya untuk menangani permasalahan klien. Konselor mampu memberi warna pribadi yang khas sehingga tercipta praktik konseling yang benar-benar ilmiah, tepat guna, produktif, dan unik.
Keberhasilan proses konseling tergantung pada 70% kolaborasi antar konselor dan konseling, serta 30% nya melalui teknik konseling yang dilakukan. Walaupun peran teknik konseling hanya 30% dari keseluruhan. Namun, sebagai konselor harus memahami teknik-teknik yang harus dilakukan sebelum memulai konseling. Konselor harus mengetahui kondisi konseling dan segala permasalahannya agar dapat memberikan treatment yang tepat. Konselor juga harus melakukan penilaian terhadap konseling, kondisi sebelum dan sesudah treatment apakah ada perubahan atau tidak. Konselor tidak boleh memberikan saran dalam pengambilan keputusan konseling, konselor cukup memberikan informasi yang sesuai dengan permasalahan yang dialami konseling dan biarkan konseling untuk mengambil keputusan terhadap masalah yang dialaminya. Dengan memahami teknik-teknik sebelum melakukan konseling, dan juga penerapan komunikasi terapeutik diharapkan proses konseling bisa berjalan dengan tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H