Endorsement sering kali menggantikan argumentasi berbasis kebijakan dengan dukungan emosional atau pragmatis. Banyak pemilih kini lebih dipengaruhi oleh siapa yang mendukung suatu kandidat, bukan oleh ide atau program politik yang ditawarkan. Ini menciptakan pemilih yang lebih terpolarisasi dan cenderung memilih calon berdasarkan afiliasi pribadi atau partisan, alih-alih evaluasi rasional terhadap kebijakan.
Perubahan dalam Penggunaan Media Sosial dan Peran Influencer
Salah satu aspek yang tidak bisa diabaikan dalam perubahan komunikasi politik adalah peran media sosial dan influencer. Di era digital ini, media sosial telah menjadi arena utama untuk berkomunikasi dan mempengaruhi publik. Influencer, dengan pengikut mereka yang sangat besar, kini memiliki pengaruh yang lebih besar daripada opinion leader tradisional. Mereka tidak hanya mengubah cara berkomunikasi, tetapi juga menciptakan narasi politik yang lebih personal dan terkadang dramatis, yang mampu memperburuk polarisasi.
Sebagai contoh, influencer sering menggunakan gaya komunikasi yang lebih terbuka dan mudah diterima masyarakat, menjadikan mereka lebih efektif dalam memobilisasi dukungan. Namun, cara ini juga sering kali mengarah pada penyebaran informasi yang lebih emosional dan partisan, yang dapat memperburuk polarisasi politik.
Â
Dengan semua perubahan yang terjadi, pertanyaan yang muncul adalah apakah endorsement politik akan terus menguasai komunikasi politik di Indonesia, ataukah akan ada ruang bagi opinion leader tradisional untuk kembali memainkan peran penting? Polarisasi yang semakin tajam tentu saja mengkhawatirkan, karena dapat memperburuk kualitas demokrasi dan mengurangi partisipasi publik yang lebih inklusif.
Untuk itu, mungkin sudah saatnya kita merenung dan mencari cara agar komunikasi politik dapat lebih sehat, dengan lebih mengutamakan kebijakan dan nilai yang mendalam, bukan hanya sekedar siapa yang mendukung siapa. Jika polarisasi terus berlanjut, maka tantangan besar menanti dalam membangun demokrasi yang lebih matang dan partisipasi publik yang lebih bermakna di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H