Menurut saya, tekanan akademis menjadi salah satu penyebab terbesar banyaknya remaja yang merasa depresi. Maka dari itu, dukungan dari orangtua dan lingkungan pendidikan sangat berpengaruh dalam hal ini. Stres berat yang terjadi dalam waktu lama akan memberikan dampak buruk kepada psikologis seseorang.Â
Di era sekarang semakin banyak dari remaja yang merasakan tekanan tanpa dukungan yang akhirnya menimbulkan banyak kekhawatiran dan menjadi alasan mereka berujung tragis. Oleh karena itu, perlu pemahaman yang lebih baik tentang keberagaman potensi remaja dan dukungan yang tepat dari lingkungan pendidikan.Â
Selain itu, perubahan hormon pada remaja juga dapat menjadi pemicu masalah kesehatan mental. Pada usia remaja kita sering kali merasa tertekan dalam mencari jati diri dan beradaptasi dengan lingkungan dengan norma sosial, keluarga, sekolah dan masyarakat yang semakin memiliki strandarisasi yang tinggi. Seseorang akan merasakan depresi karena sulit untuk menyesuaikan diri mereka dengan apa yang dituntut dari lingkungan maupun keluarga. Begitupun, dengan potensi yang kadang kita miliki namun tidak pernah mendapatkan apresiasi yang baik dari orang-orang disekitar kita.Â
Oleh karena itu, dalam hal ini perlu kerja sama yang baik untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan menerima perbedaan, sehingga remaja dapat merasa lebih diterima dan berharga untuk orang-orang disekitarnya. Kesehatan mental juga dapat kita jaga dengan beberapa cara lain. Contohnya menjaga pola tidur yang baik, olahraga yang teratur, nutrisi seimbang, manajemen stres, menjaga hubungan sosial dan membatasi penggunaan media sosial.Â
Kesimpulan dari esai ini adalah menjaga kesehatan mental bukan hanya kewajiban dari diri sendiri, namun orang sekitar kita juga harus mempunyai upaya bersama baik itu dari segi keluarga, lingkungan sosial ataupun pendidikan. Dengan memahami lebih baik tentang banyaknya tantangan serta perbedaan yang dihadapi oleh remaja dan memberikan dukungan yang sesuai, maka kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan positif dan kesehatan psikologis generasi muda penerus bangsa.Â
REFERENSI :
 http://journal.starki.id/index.php/forum/article/download/534/317 Chelsea, M. (2021). Mengenal Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental. TarFomedia, 2(1), 54-58.Â
http://repository.ubaya.ac.id/35835/1/Kesehatan%20Mental%20Anak%20dan%20Re maja%20-%20Buku%20Ajar-part.pdf Gunatirin, E. Y. (2018). Kesehatan mental anak dan remaja.Â
https://www.neliti.com/publications/276147/kesehatan-mental-di-indonesia-kini-dan-nanti Wijaya, Y. D. (2019). Kesehatan Mental di Indonesia: Kini dan Nanti. Buletin Jagaddhita, 1(1), 1-4.Â
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/1860 Indarjo, S. (2009). Kesehatan jiwa remaja. KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(1). http://journal.unpad.ac.id/prosiding/article/view/13535 Putri, A. W., Wibhawa, B., & Gutama, A. S. (2015). Kesehatan mental masyarakat Indonesia (pengetahuan, dan keterbukaan masyarakat terhadap gangguan kesehatan mental). Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2).
 https://www.researchgate.net/profile/Diana-Fakhriyani/publication/348819060_Kesehatan_Mental/links/60591b56458515e83464 3f66/Kesehatan-Mental.pdf Fakhriyani, D. V. (2019). Kesehatan mental. Pamekasan: duta media publishing.