SanBha
Gelak  pecah  dari penenggak ketidakbenaran,
berbanding terbalik  dengan  dengan deru ronta menolak segala ketidakbenaran
Keterperkosaan bathiniyah  sesudah masa  ketidakpastian kebenaran,
kan berbanding lurus dengan dera pilu perindu  kebenaran.
Tentang diri manusia yang dalam  raga dan  berjiwa,
mengapa sering melupakan yang kedua ?
Tentang cerita manusia yang berdiri di atas hamparan tanah  kebenaran, tetapi tanpa  kebenaran
Tentang penyuara lantang di muka umum, tetapi menghampa makna di sanubari ketersendiriannya
Para pembela kebenaran yang nampak kokoh di balut armor si baju perang, namun rapuh, mengering, mendangkal di jiwa
Bergema atas nama pembela  seantero manusia, padahal penghamba keterpesonaan, hasrat pragmatisme, atau  irisan segelintir mereka yang bertujuan.
Di perjalanan, keterjelasan kebenaran tidak lebih tinggi daripada daya  memahaminya,
derajat kegamblangannya di atas ambang rasa  kegamangan kita.
Tapi  penyamaran tak kasat mata telah membawa wajah kebenaran, sulit dibedakan, karena terlalu banyak para pencacinya yang  berwajah manis
'Binatang bumi'  ini sejatinya adalah sang pemegang lisensi  tali kekang kebenaran,
Tapi mengapa begitu banyak yang bertanya tentang  tidak adanya denyut kebenaran sesudah kehadirannya ?
Jika tidak menjegal, tergiur mengorupnya
menisbikan kebenaran,
hingga melahirkan Tahafut kebenaran
Manusia acapkali berbicara pada segala yang ada pada skala  yang tidak pernah ada
Karena manusia bahagia hanya jika bersenggama dengan segala ketiadaan-ketiadaan
bahkan  sebagian, tidak bercengkrama dan  menghendaki  ketiadaan-Nya
Kalau  kemarin di jagat ini kami selalu terbilang gagal,
Lalu bagaimana kami  bisa sepakat di hari esok  akan  pengertian kebenaran dan juga  kemungkinan adanya  kebenaran akhir yang adil ?  tentang kebenarannya kebenaran, bahkan kemutlakkan darinya.
Rummi berbisik, rendahkan dulu  hatimu, bukalah rasa dalam tulus menyeluruh sembari melangkah
tapi di balik keramaian ada  sebuah teriakan, tidak adanya kebenaran adalah kebenaran ! luruskan  hitam-putihmu ?
....  Aahh,  Angel or Demons kah ini ?
Tak bergeming, aku tetap berjalan ....memastikannya dan mengokohkannya, jika tak, bagaimana kami menjalaninya ???
... diikuti bentukan metatarsal di belakangku yang memanjang, menerus  tanpa putus
                                                               Suatu perjalanan malam di 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H