Jadi, teori pembelajaran humanistik berfokus pada pengembangan potensi individu melalui proses pembelajaran yang demokratis dan menghormati guru sebagai fasilitator. Tujuannya adalah untuk memanusiakan manusia, sehingga individu dapat lebih mudah memahami diri sendiri dan lingkungan sekitar.Â
Dalam penerapannya, guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa menemukan sistem belajar mereka sendiri, sementara siswa berfokus pada eksplorasi diri dan pengembangan kemampuan interpersonal. Teori ini menekankan pada perkembangan positif, motivasi, dan aspek kognitif serta afektif dalam proses belajar. Keberhasilan penerapannya meliputi siswa yang gembira, memiliki semangat, inisiatif, dan perubahan pola pikir, serta peningkatan kepercayaan diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H