Mohon tunggu...
Zahrina Ghassani Diyanda
Zahrina Ghassani Diyanda Mohon Tunggu... Pekerja Swasta -

Indonesian. Writing for fun. Real Estate & Property Enthusiast. French Fries Addict. Half Moenie Half Kitchi. Happiness is a key! :)

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kerja di Jakarta Keras, Ya?

25 Januari 2016   13:54 Diperbarui: 25 Januari 2016   14:18 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terakhir, untuk 'mengakali' kendala-kendala seperti itu di Jakarta, cobalah melakukan hal-hal yang sebenarnya mudah untuk dilakukan. Singkatnya, bila anda kepanasan, janganlah pakai sweater tebal (Ini namanya anda cari mati). Bila anda bosan ketika menghadapi macet, baca lah buku di perjalanan, dengarkan musik atau apapun yang membuat waktu menunggu anda terisi. Asal jangan mengeluh saja, karena mengeluh hanya akan memperburuk situasi. Percayalah.

"Terus gimana tuh sama banjir Jakarta?"

Banjir ya? hmmm...

Tahun 2015 lalu adalah kali pertama saya merasakan seru nya naik truk pakai sepatu boots dan jalan ke kosan dengan tinggi air sepinggang. Cukup melelahkan, namun juga cukup menyenangkan. Karena pada saat itu saya bisa berkenalan dengan orang-orang yang sama-sama pulang ke rumah melalui jalur banjir. Walaupun disisi lain saya juga cukup sedih apabila melihat masyarakat yang tinggal di wilayah yang rentan dengan banjir sehingga dapat menenggelamkan rumah-rumah mereka.

Banjir memang satu persoalan yang saya rasa tidak cukup dua detik, dua menit, dua minggu, dua bulan untuk menyelesaikannya. Beberapa bulan yang lalu saya melihat Pemda  DKI sudah mulai merapikan parit-parit dan drainase yang ada di wilayah domisili saya sekarang. Cukup dengan mencoba untuk tidak membuang sampah di sungai dan berdoa agar tetap diberikan kesehatan ketika banjir datang, itu sudah cukup. Sama seperti ide yang saya berikan sebelumnya, apabila anda tinggal di Jakarta, nikmati dan jalani saja lah. 

Jadi, apakah kerja di Jakarta itu keras?

Hanya ada dua jawaban.

Entah itu kita yang keras dengan idealisme kita sendiri, ataupun memang Jakarta ditakdirkan menjadi kota yang keras.

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun