Mohon tunggu...
sani dingo
sani dingo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

sedang belajar untuk memotret semua hal yang menarik bagiku, dalam setiap peristiwa, dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sepanjang Jalan Bersama Avanza

16 Desember 2013   10:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:52 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kisah ini berawal saat atasan saya di kantor ingin bepergian ke provinsi gorontalo. Ada pernikahan kemenakannya, terangnya. Saya dimintanya mencari mobil ‘rental’ (sewa) sekalian menjadi sopirnya.

Tibalah hari keberangkatan. Sebuah mobil Toyota avanza telah siap menjadi “tunggangan” . Setelah berkemas, kamipun berangkat menuju provinsi “sejuta perempatan” , begitu istilah saya, saking banyaknya perempatan disana.

Kami berangkat hanya berlima ; saya di kursi sopir, atasan saya di samping, berikut tiga anggota keluarganya di kursi tengah. Kami memenuhi kursi belakang yang kosong dengan barang-barang ; ada kentang satu karung, beberapa tas pakaian, Nenas, kol, kacang panjang, pokoknya kursi belakang penuh dengan barang. Barang barang memang tidak di masukan dalam bagasi, sebab selain tidak muat, bagasi sudah ditempati sebuah speaker yang memakan hampir seluruh ruang dalam bagasi. Tapi tidak masalah, dengan memanfaatkan kursi belakang yang kosong, seluruh barang bisa terangkut. Singkatnya, dengan mobil avansa, banyaknya barang dan banyaknya penumpang, bukan masalah.

Tepat pukul 08.00 pagi, Toyota avanza kami, meluncur mulus meninggalkan kota kotamobagu menuju Gorontalo. Kami melewati jalan trans Sulawesi. Kira-kira setengah jam perjalanan, kami tiba di sebuah simpang tiga, disisi kiri simpang tiga tersebut terdapat sebuah plang penunjuk arah, oh,… ternyata kami akan menempuh perjalanan sejauh 331 km untuk tiba di gorontalo, dari plang itu saya mengetahuinya. Sambil melaju, saya melirik posisi bahan bakar, jarum penunjuk tepat berada di garis F, artinya bahan bakar penuh. Saya merasa cukup tenang. Mobil terus melaju diatas jalanan beraspal, membawa kami menuju kota Gorontalo.

Tikungan demi tikungan kami lalui. mulai dari tikungan biasa sampai tikungan tajam bahkan tikungan yang sangat tajam bisa kami lewati dengan nyaman. Hmm,…avansa memang keren. Selain tikungan, jalanan berlobang juga jadi masalah. Hanya itu ?,… tidak hanya itu. Banyaknya tanjakan di sepanjang rute perjalanan kami juga menjadi kendala lain. Namun, bersama mobil avansa, kami melewati semua masalah dan rintangan dalam perjalanan dengan santai dan tanpa masalah.

Hari sudah sore ketika kami memasuki perbatasan provinsi gorontalo. Tak terasa, kami sudah menempuh perjalanan selama kurang lebih 8 jam. Saat itu jam di dashboard mobil avanza menunjukan pukul 15.30. Kami memutuskan untuk istirahat sejenak melepas lelah sebelum melanjutkan perjalanan. Masih tersisa sekitar 2 jam perjalanan lagi dari gerbang perbatasan menuju kotamadya gorontalo demikian menurut atasan saya yang memang sudah beberapa kali melancong ke provinsi gorontalo.

akhirnya kamipun tiba. Tepat saat azan magrib berkumandang. Sebenarnya, kami memasuki kota Gorontalo lebih awal, namun karena kami kebingungan mencari alamat, kami terpaksa harus berputar putar dulu di kota gorontalo sebelum akhirnya kami bisa menemukan alamat tepatnya.

Keesokan harinya, setelah acara akad nikah usai, kami bersiap untuk pulang. Cuaca saat itu mendung. Mungkin akan segera turun hujan. Kami bergegas, dan benar saja, memasuki kota limboto, hujan turun dengan deras. Pandangan saya agak terhalang dengan derasnya hujan yang menimpa kaca depan mobil. Saya menghidupkan wiper mobil avanza dan kamipun terus melaju meninggalkan provinsi “sejuta perempatan” ini.

Memasuki perbatasan provinsi gorontalo dengan kabupaten bolaang mongondow utara, hujan sudah reda, namun hari mulai gelap. Kami terus melanjutkan perjalanan menyusuri jalan trans Sulawesi menuju kota kotamobagu dalam kegelapan malam.

Perjalanan malam, bagi sebagian orang, lebih nyaman dibanding perjalanan di siang hari. Alasannya kita bisa mengetahui adanya mobil lain dari arah yang berlawanan, pada saat tikungan, hanya dengan melihat sorotan lampu mobil itu, dimana hal ini tidak bisa dilakukan di saat siang hari. Namun bagi saya, perjalanan malam memiliki tantangan tersendiri. Kacamata minus 7 yang saya kenakan membuat pandangan saya tak sebaik pandangan orang normal. Saya benar benar harus konsentrasi penuh, terutama di jalanan yang tidak memiliki garis jalan. Memang, walaupun jalan yang kami lalui ini termasuk jalan trans Sulawesi tapi masih banyak juga jalanannya yang tak memiliki garis jalan. Saya menjagalaju kecepatan Toyota avanza berada di kisaran 50 -70 km/jam, dan untuk mengurangi ketegangan, saya menyetel musik.

Menguasai medan pada perjalanan malam hari tak begitu mudah bagi saya. selain karena tak punya mobil sendiri, saya juga jarang menyewa mobil untuk bepergian malam hari. Hasilnya sudah bisa diduga, pada beberapa tikungan, Toyota avanza kami terpaksaharus keluar dari aspal jalan ketika berpapasan dengan mobil dari arah berlawanan, karena silau dengan sorotan lampu mobil tersebut. Namun performa Toyota avanza membuat kami bisa mengatasinya.

Sampai disini, mungkin diantara pembaca ada yang penasaran dengan mobil produksi Toyota ini. Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang Toyota avanza bisa di lihat di http://www.toyota.astra.co.id/product/avanza/

Baiklah, kita lanjutkan kisahnya,…

Musibah memang tak bisa dikira. Di sebuah tanjakan yang cukup tinggi, dan berkelok kelok, tiba tiba ban mobil samping kiri bagian belakang kempes. Saya terpaksa harus memarkir mobil dan mengganti ban yang kempes dengan ban cadangan. Tak ada lampu jalan yang menerangi, sebabposisi kami saat ban itu kempes masih jauh dari perkampungan ; ditengah hutan. Saya terpaksa bekerja mengganti ban hanya diterangi dengan lampu senter hp. Untungnya, ada seorang pengendara motor yang kebetulan lewat. Ia berhenti di belakang Toyota avanza kami dan menyoroti saya yang sedang bekerja dengan lampu motornya. Saya jadi terbantu. Pekerjaan mengganti ban mobil menjadi lebih cepat.

Selesai mengganti ban mobil, kami mengucapkan terima kasih kepada pengendara motor itu. Keadaan begitu gelap sehingga saya tak bisa mengenali wajahnya. Saya juga tak sempat menanyakan namanya. Singkatnya, setelah masalah dengan ban mobil beres, kami melanjutkan perjalanan pulang dan tiba di kota kotamobagu pada tengah malam sekitar pukul 01.00 WITA.

Demikianlah kenangan saya sepanjang perjalanan dari kota kotamobagu menuju gorontalo kemudian kembali lagi ke kota kotamobagu bersama Toyota avanza. Pendek kata, sensasi mengendarai Toyota avanza, bagi saya, sangat berkesan. Bahkan hingga beberapa hari setelah perjalanan penuh kesan itu, lagu yang mengiringi kami selama perjalanan, masih terngiang di ingatan yaitu “kuch kuch hota hai”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun