Mohon tunggu...
Sani Dewanto
Sani Dewanto Mohon Tunggu... profesional -

tempe goreng dan kopi panas, teman setia musim hujan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Matinya Sang Kematian

2 Desember 2013   10:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:25 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah nonton film horor tentang kematian ?, serial SUPERNATURAL misalnya, sebuah serial horor yang mengisahkan kakak beradik, Dean Winchester (Jansen Ackles, yang konon gantengnya mirip aku,..ahahaha)  dan Samuel Winchester (Jared Padalecky) berkeliling negeri untuk membasmi hantu gentayangan (setiap episode pasti ada hantu yang mati, bahkan malaikat yang mati juga ada,..ck ck ck .. kasihan). Disalah satu episode film itu (episode diakhir-akhir season 5) mengisahkan ketika sang kakak beradik harus mengumpulkan 3 cincin, salah satunya adalah cincin milik sang kematian, untuk membuka gerbang neraka sehingga lucifer bisa dikurung kembali didalamnya. Sang kematian yang siapapun yang menyentuh tubuhnya maka orang tersebut akan mati. Atau kalau yang doyan dengan anime pasti ga asing dengan BLEACH, yang mengisahkan seorang Ichigo Kurosaki dengan pedang zanpaktounya yang bernama Zangetsu, berperan sebagai shinigami (reaper/dewa kematian) juga membasmi arwah-arwah penasaran dan memastikan keseimbangan antara dunia nyata dengan dunia roh, dan masih banyak lagi cerita-cerita lainnya, kaya death note misalnya dll. Kisah-kisah yang dihadirkan dalam cerita2 tersebut sangat menarik, tapi sayangnya semua itu bo’ong, hanya akal-akalan si script writernya atau si pengarang komiknya.

Adalagi kisah yang lain. Begini ... Konon suatu saat bumi akan mengalami bencana yang dahsyat yang membuat seluruh makhluk hidup diatasnya musnah. Kemudian turunlah hujan yang mampu membuat DNA yang tersimpan dalam tulang ekor manusia melakukan transkripsi, translasi dan replikasi, dari satu sel membelah mitosis, morula, blastula, gastrula (ga perlu fertilisasi, kan udah diploid,..hehehe...) sehingga saat itu manusia muncul dari dalam tanah seperti sebuah biji yang berkecambah, bersamaan dan telanjang bulat (waduh ... kumisnya para cowo’ mungkin pada gondrong, karena ga ada tukang cukur kumis saat itu .. .. hehehe... tapi siapa yang peduli dengan semua itu ?). Singkat cerita, ketika manusia sudah diadili dengan seadil-adilnya dan jelas terbagi menjadi dua kelompok, yaitu penghuni surga dan neraka, tiba-tiba dipinggir pagar ada yang memanggil, diantara surga dan neraka. Muncullah sesosok dengan membawa kambing berwarna hitam dan putih. “Pengumuman-pengumuman,... diberitahukan kepada penduduk surga dan neraka dimohon untuk melihat kearah datangnya suara ini”. Kemudian penduduk surga dan neraka menjulurkan lehernya melihat kearah datangnya suara. “Apakah kalian mengenali siapa yang aku bawa ini”. Terdengar suara bergemuruh...” Kambiiiinng”. “na’am hadza kambiing”.“aing mah nyaho lamun eta teh kambiiing”. “weduuuss”. “kita mo nyate ya,..asyiik” .....gubraakz,..... malaikat2 pada terjungkal (kebanyakan nonton kartun) (hehe...maaf sebenarnya saat itu ga ada yang pada nyolot begini) jawaban yang bener begini “ Ya kami tau, itu adalah maut”. Kematian dihadirkan dalam wujud kambing. Kemudian kambing tersebut dibaringkan dan disembelih (bisik-bisik,..eh,..dapet golok darimana ? hari bgini siapa yang jual golok ya ?, trus yang ngasah goloknya siapa..? hehe ... astaghfirullahaladzim). Nah... Saat itulah manusia mendapatkan kekekalan. Sel-sel tubuhnya kan terus aktif beregenerasi. Ga perlu operasi plastik bwt ngilangin bekas luka. Tidak ada penuaan, radikal bebas udah ngga ngefek (terutama di neraka yang penuh dengan polusi), ga ada dokter yang buka praktek disana apalagi tukang pijit . Kalo kematian tidak disembelih maka penghuni surga akan mati karena saking senangnya, mati dalam kebahagiaan dan begitu pula sebaliknya penduduk neraka. Cerita kematian dalam wujud kambing dan disembelih tersebut merupakan kejadian yang suatu saat akan kita alami menurut hadist imam tirmidzi (lihat Sohihul jami’ hadist no.7992). Ini bukan cerita ngarang kaya film Supernatural, bleach, death note apalagi suster ngesot dan malam jum’at kliwon. Ini suatu saat akan nyata dihadapan kita.

OK karena itu sahabat mari mulai aware dengan apa yang kita perbuat sehari-hari, jangan sampai penyesalan terjadi pada saat kita menyaksikan sang kematian menemui kematiannya dan ternyata pada saat itu kita termasuk (na’udzubillah) kedalam golongan yang dimurkai. (Wallahu ‘alam).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun