Mohon tunggu...
Saniatu Aini
Saniatu Aini Mohon Tunggu... -

family science, gender,craft,food

Selanjutnya

Tutup

Nature

Akankah Konsumsi Kita Menjadi Bencana Untuk Alam?

18 September 2013   22:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:42 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Rumitnya, harus kita akui bersama bahwa negara kita tidak ramah untuk transportasi umum yang nyaman. Sehingga orang-orang kalangan atas cenderung memilih untuk berkendara dengan kendaraan pribadi, ditambah lagi peliknya kejahatan yang kerap kali terjadi di dalam kendaraan umum yang harus kita akui bersama, kejahatan itu lahir dari masyarakat kita sendiri dengan alasan ekonomi.

Jika kita berkaca pada negara-negara maju, pun negara maju penghasil kendaraan-kendaraan bermotor. Mereka justru lebih memanfaatkan transportasi umum untuk bepergian, dan transportasi umum itu adalah kereta yang nyata-nyatanya memiliki jalur khusus yang tidak menimbulkan kemacetan yang membuat pusing kepala. Tapi, kita tidak bisa menyalahkan sepenuhnya pemerintah kita atas gempuran kendaraan-kendaraan bermotor yang dapat diperoleh dengan cicilan mudah dan murah. Karena, negara-negara maju akan menutup untuk memberikan pinjaman uang, jika kita meminjam untuk membangun transportasi umum (kereta api) tetapi yang terjadi sebaliknya, jika negara kita meminjam untuk menambah luas jalan tol atau jalan raya. Singkatnya, jika jalan raya diperluas maka akan terjadi peningkatan pembelian kendaraan bermotor, dimana kendaraan bermotor tersebut diimpor langsung dari negara-negara maju guna meningkatkan PERTUMBUHAN EKONOMI mereka.

Belum lama ini bahkan mungkin menjadi masalah klasik ketika harga kedelai tinggi. Kedelai yang menjadi bahan pokok untuk membuat tahu dan tempe. Sederhananya, tahu dan tempe merupakan pangan universal yang mudah dan murah untuk dikonsumsi rakyat kita. Sayangnya, kedelai yang dipakai sebagai bahan pokok tahu dan tempe tersebut masih berstatus IMPOR.

Sebagai satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki fokus utama di bidang pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) sering dipertanyakan perannya. Seakan-akan IPB tidak memberikan solusi atas semua masalah kerumitan pertanian yang terjadi di negri ini. Padahal, salah satu dosen Fakultas Pertanian telah mempresentasikan temuannya di depan pemerintah, bahwa sebenarnya kita mampu menghasilkan kedelai yang memiliki kualitas sama dengan kedelai yang selama ini kita impor. Namun, penelitian tetaplah penelitian dan proposal tinggalah proposal. Karena menurut hitung-hitungan pada kenyataannya, keuntungan dari impor kedelai begitu menggiurkan, dan keuntungan yang jumlahnya milyaran itu sungguh sangat lumayan untuk masuk kantong dan "mungkin" untuk dana kampanye dan pembiayaan partai.

Begitu pelik dan runyamnya semua permasalahan antara kita dan alam. Namun pengendalian dari dalam dirilah yang mampu setidak-tidaknya untuk tidak mempercepat kerusakan-kerusakan yang terjadi di bumi kita. Air yang kita gunakan, tumbuhan dan hewan yang kita makan semuanya telah begitu mewah Tuhan hadirkan melalui alam untuk kelangsungan hidup kita. Konsumsilah seperlunya dan secukupnya, seperti yang telah diajarkan oleh agama.

Berikan cinta kita pada alam, maka alam akan memberikan cintanya pada kita

-Opi Andaresta-

Bogor, 18 September 2013


Terima kasih banyak untuk bapak Dr. Ir. Arya Hadi Dharmawan. MSc

Untuk kuliah Ekologi Manusia yang membuat kita sebagai manusia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun