Kesimpulannya, pilihan model pengembangan perangkat lunak yang tepat dalam implementasi ERP sangat bergantung pada tingkat ketidakpastian yang dihadapi oleh perusahaan. Artikel yang ditulis oleh Stepanov (2021) memberikan panduan yang jelas mengenai kapan sebaiknya menggunakan model waterfall, iterative, atau spiral. Dalam konteks proyek yang memiliki ketidakpastian bisnis tinggi, seperti perubahan regulasi atau kebutuhan yang belum jelas, model iterative dan spiral menawarkan fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi yang lebih baik dibandingkan model waterfall yang linear.
Namun, setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Data yang disajikan dalam artikel ini menunjukkan bahwa model iterative dan spiral dapat membantu perusahaan mengurangi kesalahan hingga 20-40% dan lebih memenuhi target proyek dibandingkan model waterfall. Dengan demikian, keputusan untuk menggunakan model pengembangan tertentu tidak boleh hanya mengikuti tren atau preferensi pribadi, tetapi harus berdasarkan analisis menyeluruh terhadap kompleksitas dan ketidakpastian yang dihadapi.
Pada akhirnya, keberhasilan implementasi ERP bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang bagaimana perusahaan mengelola perubahan dan ketidakpastian dalam lingkungan bisnis yang dinamis. Dengan pemahaman yang tepat tentang model pengembangan yang ada, perusahaan dapat meningkatkan peluang keberhasilan proyek ERP mereka dan mendukung transformasi digital yang lebih efektif.
Referensi
Stepanov, D. Y. (2021). Using waterfall, iterative and spiral models in ERP-system implementation projects under uncertainty. Journal of Physics: Conference Series, 2142(1), 012016. https://doi.org/10.1088/1742-6596/2142/1/012016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H