Mohon tunggu...
Sania Nirmala Zahra
Sania Nirmala Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Batik Besurek: Akulturasi Kesenian Islam di Indonesia

1 Juli 2024   09:53 Diperbarui: 1 Juli 2024   10:33 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata batik memiliki sejarah yang panjang mengiringi proses keberadaan bangsa Indonesia, dihubungkan dengan perkembangan kerajaan Majapahit serta penyebaran agama Islam di Nusantara khususnya di wilayah pulau Jawa, batik Indonesia dianggap sebagai suatu kebanggaan budaya Indonesia. Hal ini diperkuat dengan pernyataan UNESCO pada 2 Oktober 2009 bahwa batik sebagai Warisan Budaya Lisan Kemanusiaan. Oleh karenanya, sebagai bagian dari warga negara Indonesia serta pewaris dari pada penerus bangsa, sepatutnya kita harus bisa menjaga dan melestarikan budaya dengan baik. Beragam motif yang berada pada kain batik seperti motif abstrak, motif bambu, motif bunga, motif hewan, dan sebagainya. Adapun batik yang populer di Indonesia ialah batik dengan motif tujuh rupa dari Pekalongan, motif batik sogan dari Solo, motif batik kraton dari Yogyakarta, motif batik simbutt dari Banten, serta motif bunga rafflesia dari Bengkulu

Islam menjadi agama yang banyak diminati oleh penduduk Indonesia. Karena proses penyebaran Islam memlalui jalur maritim telah membawa pengaruh besar dalam berbagai sektor lainnya. Saudagar batik yang berada di pesisir pantai Utara Jawa pada umumnya ialah santri yang melakukan interaksi dengan budaya dari bangsa lain. Sehingga para penguasa pribumi mendapatkan wawasan yang luas mengenai perbatikan. Salah satunya mengenal perkembangan teknologi cetak kain yang berasal dari India tepatnya Gujarat yaitu menggunakan media cetak tinggi, dari kayu. Adapun proses pewarnaan tekstil lebih banyak dikembangkan oleh bangsa yang beragama muslim, seperti pewarnaan dari zat pemadu (mordant) yang berasal dari Yaman, hal ini sampai ke negara lain seperti Turki, Persia, Mesir, Cina Selatan, dan yang lainnya.

Islam memandang batik tidak hanya sebagai sebuah bentuk karya seni semata namun melihat sebagai sebuah media dakwah dalam proses penyebaran Islam di Indonesia, terutama pulau Jawa yang banyak dilakukan oleh Wali Songo sebagai tokoh penyebar Islam. Islam juga memandang batik sebagai bagian dari budaya Indoenesia yang tidak terpisahkan dan sudah melekat pada masyarakat Indonesia itu sendiri. Disisi lain, Islam tidak melalarang suatu kebiasaan atau adat jika hal tersebut memang sudah menjadi tradisi dan tidak bertentangan dengan syariat. Pandangan Islam terhadap batik di antaranya: sebagai suatu kebebasan kegiatan menciptakan kreativitas yang bermanfaat, penggunaan warna dan motif digunakan sebagai simbolis identitas bahkan dapat digunakan sebagai bagian dari penyebaran Islam, batik menjadi peranan yang penting bagi budaya Indonesia, sebagai bentuk keseimbangan antara budaya dan agama sehingga dapat diambil baik nilai ataupun karya seni di dalamnya yang dipandang tidak melanggar aturan agama.

Salah satu bentuk dari keseimbangan tersebut, tersematkan dalam batik Besurek yang berasal dari Bengkulu. Yaitu adanya akulturasi budaya antara Islam dengan kesenian karena dalam batik Besurek terdapat motif kaligrafi yang tentunya sudah menjadi hal yang melekat dengan dunia Islam. Kaligrafi menjadi suatu seni lukis yang awal keberadaannya hanya untuk memperindah lafal “Allah” dengan dipadukan oleh ayat al-Qur’an. Hal ini diperkirakan sudah ada pada abad kedua dan ketiga hijriah bahkan menjadi primadona di kalangan bangsawan kala itu.

Kaligrafi dalam pengertiannya ialah kepandaian cara menulis elok, dari bahasa Arab disebut dengan Khatth berarti garis yang melintang elok membelah bumi menjadi dua bagian yang indah. Kehadiran seni kaligrafi dan batik menjadi dua hal yang menarik, karena keduanya memiliki kesamaan yaitu seni lukis. Munculnya batik Besurek di Bengkulu tidak terlepas dari perjalanan sejarah, sekitar abad ke 7-8 M para pedagang Arab berdatangan ke Nusantara untuk berniaga sekaligus melakukan islamisasi. Ketika itu, Aceh menjadi daerah pertama yang dikunjungi saudagar dari bangsa Arab dengan memperkenalkan seni kaligrafi Arab sebagai media dakwah.

Tokoh Nusantara yang juga menyebarakan Islam ke berbagai wilayah lain ialah seorang Pangeran Diponegoro berasal dari Jawa. Beliau memiliki seorang panglima bernama Sentot Ali Basya yang ditugaskan untuk melawan para penjajah dan mempertahankan serangan dari kolonial, karena ketidak beruntungannya Sentot Ali Basya kalah perang sehingga panglima tersebut diasingkan ke wilayah pulau Sumatera tepatnya di Bengkulu. Dalam perjalannya, Sentot Ali Basya beserta keluarganya membawa kain juga perlengkapan batik. Di pengasingan, beliau menyebarkan Islam memalui kesenian membatik yang ia bawa dari Jawa.

Dari awal dakwah yang Sentot Ali Basya lakukan, ia memperkenalkan huruf hijaiyah melalui keindahan kaligrafi Arab, ternyata banyak yang tertarik dan berminat dengan seni lukis tersebut, dari sana muncul batik khas Bengkulu dengan motif utama ialah kaligrafi Arab dan dipadukan dengan bunga rafflesia sebagai simbol Bengkulu, maka sekarang banyak yang mengenal batik Besurek karena perpadauan budaya tersebut.

Adapun motif kaligrafi yang dituangkan pada batik Besurek hanya sekitar 25% saja serta bentuknya pun disajikan dengan abstrak atau disamarkan (tidak terbaca tulisan Arab namun masih mirif dengan kaligrafi). Dari tulisan yang terkait batik ini ada seorang tokoh pelestari batik Besurek di Bengkulu ia adalah Zamora menyatakan bahwa munculnya kain batik besurek di Bengkulu dilatar belakangi oleh dakwah yang dilakukan oleh Sentot Ali Basya, serta dipertegas dengan orang-orang yang gemar melakuan kesenian membatik biasanya dari keturunan Sentot Ali Basya.

Referensi

  • Lufaefi.2023.Islam dan Kaitannya dengan Batik di Indonesia. Diakses dari Islam Dan Kaitannya Dengan Batik Di Indonesia - Akurat - Halaman 2
  • Muhammad Rafles, Skripsi: Perkembangan Seni Kaligrafi di Indonesia(Studi Analisis Kitab Naṣhāih Al-Khaṭṭāṭīn Karya Didin Sirājuddīn), (Pekanbaru: UIN SUSKA, 2017)
  • Sirojuddin.(2016). Seni Kaligrafi Islam. Jakarta: AMZAH
  • Khalish, Yuha Afina, dan Ade Solihat.(2023). Akulturasi Budaya Arab Dalam Motif kaligrafi Batik Besurek Bengkulu. Diakses dari 81340-329326-1-PB.pdf
  • Julita, Veni Intan.(2021). Sejarah Batik Besurek Khas Bengkulu. Diakses dari Sejarah Batik Besurek Khas Bengkulu! (medcom.id)
  • Prayoga, Yudi.(2022).Antara Batik dan Dakwah Islam. diakses dari Antara Batik dan Dakwah Islam | NU Online Lampung
  • Ida F.(2017).Penyebaran Islam dan Pengaruhnya Terhadap Batik Di Indonesia. Diakses dari Penyebaran Islam dan pengaruhnya terhadap batik di Nusantara (kemenag.go.id)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun