Indonesia adalah produsen kopi terbesar ke empat di dunia berdasarkan ICO, 2017. Sedang untuk konsumsi dalam negeri rata-ratanya mencapai 1.7 kg/kapita pertahun. Tingginya angka konsumsi tersebut didukung oleh semakin menjamurnya kedai, caf, dan industri pengolahan minuman kopi dewasa ini.Â
Aktivitas bisnis kopi-kopian ini, disisi lain juga menimbulkan munculnya permasalahan lain.Â
yaitu, tingginya limbah ampas kopi yang dihasilkan. Limbah ampas kopi masih jarang pemanfaatannya. Padahal, di dalamnya masih terkandung Flavonoid dan Flavour alami yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan lilin aromaterapi.ÂPeluang inilah yang ditangkap oleh 5 mahasiswa UB-Rabiah Musfira, Sania Isma Yanti, Daisy, Salsabila Zahidati dan M. Zakwan Saputra-untuk mengembangkan ampas kopi menjadi Lilin aromaterapi.Â
Proses pembuatan lilin aromaterapi- yang dinamai PRADIPA- ini cukup mudah. Ampas kopi dikeringkan kemudian dicampurkan dengan bahan  dasar pembuatan lilin. PRADIPA selain sebagai produk lilin aromaterapi juga  merupakan produk edukasi. kemasan yang di desain modern memungkinkan pengguna produk PRADIPA untuk dapat mempelajari serial kebudayaan indonesia melalui audio-visual yang menarik. informasi lain mengenai produk pradipa dapat di akses di media sosial PRADIPA @pradipa_aromaterapi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H