Mohon tunggu...
Sania RoudlotulJannah
Sania RoudlotulJannah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa / Pelajar

UIN WALISONGO SEMARANG Manajemen Dakwah

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengembangan Informasi Wisata Religi dalam Menghadapi Globalisasi di Masa Pandemi Covid-19

23 November 2021   19:09 Diperbarui: 23 November 2021   19:15 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Virus corona merupakan virus yang menyebabkan penyakit dengan gejala ringan sampai gejala berat. Tanda adanya virus corona yaitu gangguan pernafasan yang sudah akut seperti demam, batuk, dan sesak nafas. Pada gejala virus corona yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernafasan akut, gagal ginjal, dan dapat menyebabkan kematian. Penularan virus corona dapat dicegah dengan cara mencuci tangan dengan sabun atau memakai handsanitizier, menghindari kontak dengan hewan terutama hewan liar, dan menerapkan etika batuk dan bersih.

Virus corona ini biasa disebut dengan Covid-19. Covid-19 masuk ke Indonesia pertama kali pada bulan Maret 2020, penyebaran virus corona sangat cepat sehingga menjadi pandemi di seluruh dunia terutama Indonesia. Pada bulan Juli 2020 angka virus corona melonjak tinggi di Indonesia, yang menyebabkan Pemerintah mengambil keputusan dengan diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). 

Presiden Indonesia Joko Widodo mengungkapkan bahwa kebijakan penerapan PPKM ini suatu yang tidak dapat dihindari guna menekan laju penularan Covid-19. Dalam pidatonya Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa PPKM dilakukan untuk mengurangi penularan Covid-19 dan agar kapasitas Rumah Sakit tidak melampaui kapasitas umumnya serta agar kenyamanan pasien-pasien yang lain tidak terganggu akan terancamnya nyawa.  

Dalam masa pandemi covid-19 ini masyarakat dihimbau untuk tetap berada dirumah saja. Karena itu, banyak sektor yang terdampak seperti sektor pariwisata, tempat peribadatan, dan pendidikan, dan sebagainya. Sektor pariwisata sangat terdampak adanya pandemi covid-19 yang mengakibatkan wisatawan menjadi berkurang dan perekonomian menurun. Terdapat banyak pilihan wisata religi untuk masyarakat Indonesia, salah satunya adalah wisata religi dengan mengunjungi makam atau petilasan leluhur maupun tokoh agama tertentu.

Hal ini juga memberi dampak pada salah satu wisata religi yang berada di Grobogan yaitu berkurangnya peziarah atau pengunjung atau wisatawan yang berkunjung pada kawasan wisata religi. Wisata religi Kabupaten Grobogan yang menjadi daya tarik wisatawan adalah makam Ki Ageng Tarub. 

Salah satu tujuan wisata religi di Kabupaten Grobogan adalah petilasan Ki Ageng Tarub. Kawasan wisata ini selalu ramai dikunjungi peziarah baik dari dalam daerah maupun luar daerah, terutama pada hari atau bulan Safar dan setiap bulannya. Pada masa pandemi covid-19, terjadi penurunan pengunjung wisata religi. 

Pengelola wisata (juru kunci) menyatakan bahwa penerapan protokol kesehatan selalu dilakukan untuk menghindari munculnya klaster baru covid-19, karena selama masa pandemi covid-19 kawasan wisata religi Ki Ageng Tarub tetap buka atau beroperasi. Wisata religi di Desa Tarub Kecamatan Sendangharjo Kabupaten Grobogan ini tetap dibuka karena dirasa aman oleh masyarakat sekitar. 

Desa Tarub termasuk dalam zona hijau, meski berada di zona hijau masyarakat dan wisatawan tetap mematuhi seperti wajib memakai masker, wajib mencuci tangan, dan wajib menjaga jarak. Dengan itu, pengembangan potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Grobogan perlu dikembangkan, apalagi sekarang adalah zaman dimana digital sudah menguasai dunia. 

Pengembangan kawasan pariwisata Indonesia pada tahun 2007-2014 menyatakan bahwa keberhasilan pembangunan pariwisata didukung oleh pengembangan pariwisata secara profesional, memiliki konsep yang jelas, sistem jasa dan layanan yang handal, sistem dan strategi pemasaran yang aktif, terfokus, dan terpadu. 

Salah satu yang bisa dilakukan untuk pengembangan wisata religi di Grobogan yaitu dengan melibatkan masyarakat, yang pada akhirnya dapat meuwjudkan pengembangan pariwisata yang mampu meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat setempat. 

Dengan mengoptimalkan pemanfaatan landmark dan menambah variasi keragaman obyek wisata religi akan semakin membuat menarik wisatawan, meningkatkan peran serta masyarakat untuk mempromosikan kekhasan pariwisata yang dimiliki, bekerjasama dengan agen-agen perjalanan baik yang ada di daerah maupun dari luar daerah, menyediakan serta menyiapkan sarana prasaranan pariwisata religi dan membuat aplikasi mobile official wisata religi Grobogan yang didalamnya terdapat informasi seputar komponen wisata. Pemerintah daerah dan masyarakat lokal lebih aktif dalam mempromosikan potensi wisata melalui media masa, agar semakin banyak diketahui oleh calon wisatawan dan dapat bersaing dengan wisata yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun