Tapi itu semua tidak menjadi penghalang, beberapa pemain akhirnya tercium bakatnya. Franky Misa misalnya, direkrut Persija setelah ia tampil membela tim PON NTT, lalu kemudian membela Timnas. Heron Liko dan Kevin Baghi menjadi pemain Timnas U-20 setelah mereka membela klub Borneo FC dan Barito Putera di kelompok umur. Jika klub-klub besar ini tidak merekrut mereka, maka mereka mungkin akan berakhir pada level sepak bola amatir.
Pembinaan usia muda sepak bola di NTT masih berada dalam skala kecil. Namun kompetisi atau turnamen tetap dilaksanakan. Dari Soeratin Cup, Liga 3 regional, menembus tim PON NTT, sampai dengan turnamen-turnamen amatir. Ini menjadi jalan masuk para pemain berbakat NTT menuju Nasional, bahkan Timnas.
Harapannya, semoga ini menjadi langkah awal menuju yang terbaik dari sepak bola kita. PSSI maupun klub-klub yang bersaing secara Nasional serta memiliki fasilitas yang baik, sekiranya terus memantau bakat-bakat muda yang terpendam di daerah-daerah yang masih tertinggal dalam persepakbolaannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H