Saat ini kita menertawainya karena itu hanya sebuah mesin, yang suatu waktu dapat rusak. Dan tidak mungkin sebuah mesin yang dapat rusak itu, dapat mempelajari perasaan manusia. Tapi tidak dengan algoritma, ia tidak akan rusak. Algoritma akan memperbaiki dan mempelajari kesalahannya dan terus berbenah. Sampai di titik ia tak dapat rusak lagi.
Dengan algoritma yang terus berbenah diri seiring berjalanya waktu. Bukan tidak mungkin teknologi AI dapat menciptakan sebuah kecerdasan yang bisa memahami manusia secara mendetail. Mungkin algoritma tidak menjadi sadar seperti manusia. Namun teknologi AI dapat menciptakan kecerdasan yang dapat memahami kesadaran kita.
Dengan semakin berkembangnya AI ini, kita diharapkan untuk berhati-hati. Karena AI bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab. Memanipulasi dan mencuri data-data kita hanya untuk kepentingannya. Oleh karena itu, kita perlu berhati-hati dengan jari kita yang selalu lebih cepat dari kepala.
Apakah ini kabar baik ataukah sebuah kabar buruk. Saya pikir kita tidak mungkin memilih salah satunya. Bahkan, sekalipun kita tidak memilih keduanya, kita juga akan binasa. Karana manusia akan terpecah dalam dua kubu. Siapakah yang akan menang, manusia dengan senjata canggih ataukah manusia dengan senjata kunonya.
