Mohon tunggu...
Macg Prastio
Macg Prastio Mohon Tunggu... Buruh - Blogger

Rakyat Konoha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berkendara yang Dewasa adalah Memaklumi

28 Oktober 2023   23:06 Diperbarui: 28 Oktober 2023   23:13 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai saat ini manusia telah memasuki perjalanan hidup yang semakin rumit. Di antara semua aspek kehidupan manusia yang rumit itu, salah satunya adalah sistem jalan raya. Manusia sudah melewati sepanjang jalan evolusinya. Mulai dari hutan belantara, jalanan bertanah, berbatu, hingga pengaspalan dengan masing-masing tingkat kerumitannya.

Bentuk jalanannya pun berbeda dari, jalan tol, jalur busway, lorong-lorong, gang-gang, dan lain sebagainya. Kini mungkin manusia merindukan jalanan berbatu, pada zaman romawi. Meski harus membayar pajak tinggi, namun manusia terhindar, dari kerumitan dan polusi kendaraan.

Tingkat kerumitan jalan raya pada masa kini sangat problematik. Entah apa yang terjadi, apakah meningkatnya populasi, sehingga mempengaruhi perkembangan kendaraan. Atau para kaum kapitalis yang terus memproduksi kendaraan canggih, serta dengan gigihnya mengampanyekan bahwa, semakin banyak mobil canggih, hidup Anda semakin mudah.

Meskipun para kaum elite dan kelas menengah, garasinya sudah terisi dengan mobil mahal berbagai merek. Atau mungkin, pemerintah kita kurang membangun jalanan baru, serta memperbaharuinya. Saya pikir mungkin pada, kurangnya perhatian pada jalanan rusak, sehingga menciptakan banyak drama di jalanan.

Berbicara tentang drama di jalan raya, pasti kita semua pernah mengalaminya. Saya tidak memfokuskan pada kecelakaan berat, sampai orang, sahabat kita, atau kerabat, kehilangan nyawa. Namun drama-drama yang menyebabkan pertengkaran hebat atau kejadian-kejadian lucu. Dari semua wilayah, di Indonesia maupun di luar negeri, drama-drama itu terus terjadi setiap hari.

Mobil antar mobil saling serempet di tengah jalanan macet, sehingga salah satu pemilik kendaraan keluar, dan adu mulut sampai pertengkaran. Dan masih banyak lagi drama lainya, dari kendaraan roda dua, angkot, busway, sepeda, becak, dan lain sebagainya.

Kalau kita mengingatnya kembali, mungkin kita merasa lucu, atau mungkin tindakan kita yang terlalu berlebihan. Kita sudah menyaksikannya, mulai dari ponsel kita atau menyaksikan langsung. Dari semua tingkat profesi yang ada di masyarakat, pasti mengalaminya atau menyaksikannya, pada saat berkendara di jalan raya. Tidak ada yang bisa lolos dari kejadian-kejadian yang ada di jalan raya, baik yang berskala kecil atau pun besar.

Mau tidak mau, kita harus menerima kerumitan ini dan menjalaninya. Meskipun macet, polusi, panas terik, hujan dan banjir, tidak mempengaruhi mental kita saat berkendara. Hal ini penting untuk selalu kita ingat, karena jika terpengaruh, mungkin kita akan arogan dan parahnya mengganggu aktivitas berkendara orang lain. Mengapa inilah yang semua kita harus menyadarinya, dan bukan hanya kita yang membaca artikel ini saja. Sebab dengan kita saling memahami dan memaafkan cara berkendara orang lain, maka pendramaan di jalan raya tidak terjadi.

Coba kita pikirkan, siapa memangnya yang mau bikin kesalahan dan merugikan orang lain, saat seorang karyawan pabrik buru-buru untuk berangkat kerja dengan kendaraannya. Saat kita di serempet oleh kendaraan lain dari depan, dan kita berpikir bahwa, ia sengaja, sudah pasti akan terjadi pertengkaran. Tidak mungkin orang lain atau kita sendiri, melakukan kesalahan secara terang-terangan. Apalagi sesuatu itu akan merugikannya juga.

Pertama, saat kita berkendara, perlunya sikap kehati-hatian, dan berpikir sesuatu yang buruk pada saat berkendara, bukan kita menginginkan itu terjadi, tapi adanya sikap kewaspadaan. Kedua, kita berpikir bahwa, setiap orang pasti melakukan kesalahan, apalagi di jalan raya dengan segala kerumitannya. Seandainya itu terjadi pada kita, dengan memaafkan atas tindakannya saja, itu sudah sangat luar biasa. Namun kita memakluminya, ketika orang lain hampir menabrak kita dan menggores spion mobil kita, itu lebih luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun