Mohon tunggu...
I Made Sudarman Utama
I Made Sudarman Utama Mohon Tunggu... Guru - Pendidik di SMP Negeri 2 Pekutatan

Lakukanlah apa yang kamu bisa dengan apa yang kamu punya, niscaya kamu akan mendapatkan apa yang kamu butuhkan untuk melakukan apa yang kamu inginkan. Lahir untuk berjuang, belajar untuk menang, dan hidup untuk berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Keterampilan Literasi Dalam Perspektif Realisme

3 Desember 2024   21:26 Diperbarui: 3 Desember 2024   22:19 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu tokoh filsuf Realisme, Aristoteles. (Sumber: Oleh After Lisipos - Jastrow (2006), Domain Publik, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?

Kemampuan literasi, yang mencakup keterampilan membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan, sangat penting bagi perkembangan kognitif siswa. Literasi adalah dasar dari banyak keterampilan akademik lainnya dan berperan penting dalam membentuk kemampuan berpikir kritis serta memfasilitasi interaksi sosial yang sehat. Realisme dalam pendidikan dapat memberikan pengaruh positif terhadap pengembangan kemampuan literasi siswa, terutama melalui pendekatan berbasis fakta dan pengalaman dunia nyata.

  1. Penguatan Literasi Melalui Pembelajaran yang Kontekstual
    Salah satu cara filsafat realisme memengaruhi literasi adalah dengan mendorong pembelajaran yang kontekstual. Pembelajaran literasi yang kontekstual artinya materi pembelajaran disesuaikan dengan kondisi kehidupan nyata siswa. Misalnya, dalam pengajaran membaca, siswa dapat membaca teks-teks yang berhubungan dengan fenomena sosial, budaya, atau ilmiah yang sedang terjadi. Hal ini memungkinkan siswa untuk tidak hanya meningkatkan keterampilan membaca mereka, tetapi juga memahami isi teks secara lebih mendalam karena berhubungan langsung dengan kenyataan yang ada di sekitar mereka.
  2. Pemanfaatan Sumber Belajar yang Relevan
    Realisme mengutamakan penggunaan sumber belajar yang realistis dan sesuai dengan kenyataan. Dalam konteks literasi, ini berarti bahwa materi bacaan yang digunakan harus mencakup berbagai teks nonfiksi yang mencerminkan dunia nyata, seperti artikel berita, laporan ilmiah, dan biografi. Siswa yang terpapar pada jenis teks ini cenderung lebih mampu memahami fakta dan informasi yang terkandung di dalamnya, yang pada gilirannya dapat meningkatkan keterampilan literasi mereka.
  3. Pengembangan Kemampuan Analisis dan Evaluasi
    Filsafat realisme mengedepankan pentingnya kemampuan berpikir kritis dan analitis. Dalam pengajaran literasi, ini berarti bahwa siswa tidak hanya membaca teks, tetapi juga diajarkan untuk mengevaluasi dan menganalisis informasi yang mereka baca. Mereka diajarkan untuk mempertanyakan kebenaran informasi, mengidentifikasi bias, dan menyaring informasi yang relevan. Proses ini sangat penting dalam pengembangan literasi yang lebih tinggi, karena memungkinkan siswa untuk mengolah informasi dengan cara yang lebih mendalam dan kritis. Peran guru yaitu membimbing siswa dalam mengevaluasi, dan memahami informasi yang mereka terima. Ini membantu siswa menjadi pembelajar mandiri yang mampu berpikir kritis dan mampu mengambil keputusan. 
  4. Pendidikan yang Berdasarkan pada Data dan Fakta
    Realisme juga menekankan bahwa pembelajaran harus berbasis pada data dan fakta yang dapat diuji. Dalam pengajaran literasi, hal ini bisa diwujudkan dengan menggunakan teks-teks yang berbasis pada penelitian dan data yang dapat diverifikasi. Hal ini membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan membaca yang tidak hanya terbatas pada pemahaman isi teks, tetapi juga pada kemampuan untuk menilai validitas dan reliabilitas informasi.

Tantangan dan Implikasi Filsafat Realisme dalam Pendidikan Literasi

Meskipun filsafat realisme memiliki banyak keuntungan dalam meningkatkan kemampuan literasi siswa, terdapat beberapa tantangan dalam penerapannya. Salah satunya adalah kebutuhan untuk menyediakan materi yang relevan dan berbasis fakta, yang sering kali membutuhkan sumber daya yang cukup. Di negara-negara berkembang, akses terhadap buku dan bahan bacaan yang berkualitas mungkin terbatas, sehingga pengajaran berbasis realisme mungkin tidak dapat diterapkan secara maksimal. Selain itu, pendekatan yang terlalu menekankan pada kenyataan objektif dapat mengabaikan nilai-nilai subjektif dan kreativitas siswa. Dalam pendidikan literasi, sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara pemahaman teks yang objektif dan pengembangan imajinasi serta interpretasi pribadi siswa terhadap teks.

Kesimpulan

Filsafat realisme memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan literasi siswa. Dengan menekankan pembelajaran yang berbasis pada fakta, pengalaman dunia nyata, dan keterampilan berpikir kritis, realisme dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan literasi yang lebih kuat dan mendalam. Meskipun terdapat tantangan dalam penerapannya, terutama dalam hal ketersediaan sumber daya yang relevan, filsafat realisme tetap menjadi pendekatan yang efektif untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa. Ke depannya, penting untuk terus mengadaptasi prinsip-prinsip realisme agar dapat memenuhi kebutuhan pendidikan literasi yang semakin kompleks di dunia yang terus berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun